Mohon tunggu...
Eliza Bhakti
Eliza Bhakti Mohon Tunggu... Insinyur - Environmental Enthusiast

Government Officer | Environmental Enthusiast | Writer in progress |

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Memanen Embun, Melepas Dahaga

24 Juli 2024   09:34 Diperbarui: 24 Juli 2024   11:40 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi embun di pagi hari (Sumber gambar: Pixabay/Monikas_Wunderwelt)

Penggunaan embun sebagai sumber air dipakai sebagai salah satu cara bertahan hidup bagi suku-suku pedalaman.

Warga Kepulauan Canaria Spanyol misalnya, mengumpulkan embun dari pohon besar sebagai sumber air.

Seiring dengan perkembangan teknologi, para peneliti mulai mengembangkan teknologi tepat guna menggunakan prinsip penangkap kabut atau embun seperti fog collector atau fog harvesting.

Teknologi sederhana penangkap kabut digunakan warga Villa Lourdes di Peru sebagai sumber air.

Warga membangun sebanyak 30 panel jaring nilon besar yang disebut atrapanieblas di lereng bukit, yang bertujuan menangkap butiran air akibat pengembunan dari kabut.

Butiran air yang terperangkap pada jaring nilon akan menetes dan mengalir sampai ke tempat penampungan yang diletakkan di bawah jaring.

Teknologi sederhana ini mampu menghasilkan air sekitar 200 sampai 300 liter air per hari.

Hal serupa pernah dilakukan oleh kelompok peneliti UGM di Dusun Ngoho, Desa Kemitir Kabupaten Semarang, yang merintis penangkap kabut di daerah yang terletak di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut.

Air Siap Minum di Lapangan Sapta Taruna Kementerian PUPR/dokpri
Air Siap Minum di Lapangan Sapta Taruna Kementerian PUPR/dokpri
Dari Embun Menjadi Seteguk Air Siap Minum

Kampus Kementerian PUPR merupakan bangunan gedung pemerintahan yang telah menerapkan konsep green building, serta satu-satunya wakil Indonesia yang menjadi pemenang ASEAN Energy Award 2023 di tingkat regional ASEAN.

Mengutip pernyataan Iwan Fals, kompleks perkantoran Kementerian PUPR merupakan kolaborasi antara beton dan pohon. Dengan luas 5,38 hektar, desain dan konsepnya merupakan integrasi yang selaras antara bangunan dan lingkungan.

Dikutip dari Buku "Kampus PUPR Perkantoran Humanis Nan Ramah Lingkungan", pemakaian air di gedung PUPR diestimasi 30 hingga 35 liter per orang per hari. Sementara penggunaan air di perkantoran berdasarkan SNI 03-7065-2005 yaitu 50 liter per orang per hari.

Penghematan penggunaan air tentunya akan bermuara pada penghematan biaya operasional hingga 30-40%.

Salah satu inovasi ramah lingkungan yang diterapkan di kampus PUPR yaitu fitur air siap minum proses embun, yang menghasilkan air siap minum dari kelembaban udara.

Adanya teknologi ini mengantarkan Kementerian PUPR mendapatkan penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai kantor kementerian pertama yang menerapkan teknologi proses pengembunan terkendali untuk embun siap minum.

Rekor MURI bernomor 11436 tersebut diterima Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah pada 4 Desember 2023 bertepatan dengan rangkaian Hari Bakti PUPR.

Pekerja beristirahat dan menikmati air siap minum di taman/dokpri
Pekerja beristirahat dan menikmati air siap minum di taman/dokpri
Teknologi pengolahan air embun yang diterapkan Kementerian PUPR merupakan inovasi karya anak bangsa.

Siklus hidrologi dipakai sebagai prinsip dasarnya dengan memaksimalkan proses kondensasi yaitu perubahan wujud dari gas ke cair yang biasa disebut juga sebagai pengembunan.

Embun biasanya muncul di pagi hari saat suhu udara turun di bawah titik embun.

Pembentukan embun sangat erat kaitannya dengan penyebaran uap air yang secara alami terjadi pada daerah dingin dengan kumpulan tanaman atau vegetasi.

Prinsip Dasar Pengolahan Air Embun

Peraturan Menteri Perindustrian nomor 78 tahun 2016 mendefinisikan air minum embun sebagai air dari proses pengembunan uap air dari udara lembab menjadi tetesan air embun yang diolah lebih lanjut.

Dalam rangka meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana ketersediaan air siap minum, Kementerian PUPR merintis pengolahan air siap minum berbasis teknologi kondensasi embun di lingkungan kampus PUPR.

Pada 2023, Kementerian PUPR tercatat memiliki mesin pengolahan air embun sebanyak 3 unit. Lokasi penempatan mesin pengolahan air embun berada di balik rimbunnya taman dan vegetasi kampus PUPR.

Adanya dispenser air embun siap minum ini diharapkan memudahkan pegawai untuk melepas dahaga saat berkegiatan outdoor atau saat melepas penat di taman.

Pengguna dapat dengan nyaman mengkonsumsi air dingin atau air panas langsung dari dispenser.

Pengolahan air minum embun ini tak hanya dapat dipasang secara permanen, namun juga dapat dipindahkan secara mobile sehingga mudah diaplikasikan saat dibutuhkan di lapangan.

Penyediaan air minum embun secara mobile telah diuji coba di Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) di IKN.

Dispenser Air Siap Minum di Gedung G dilengkapi pilihan air panas dan dingin/dokpri
Dispenser Air Siap Minum di Gedung G dilengkapi pilihan air panas dan dingin/dokpri
Alat pengolahan air embun yang berada di kampus PUPR merupakan tipe standing dengan kapasitas 300 hingga 350 liter per hari.

Mesin akan optimal bekerja dengan kondisi relative humidity (kelembaban) 70% dan suhu udara 310C selama 24 jam terus menerus.

Tangki penyimpan air minum embun berkapasitas 500 liter, dengan dilengkapi dengan food grade water meter dan dispenser.

Konsumsi energi yang diperlukan untuk operasional berkisar 6,4-7,5 KWatt

Prinsip kerja alat ini cukup sederhana, yaitu mengubah udara bertekanan yang ada di sekitar menjadi tetesan air dengan menggunakan prinsip embun.

Proses utama menggunakan Systemized Dew Process (SDP) atau proses pengembunan terkendali.

Selain itu dilengkapi proses pendukung dengan Micro Particle Separator System (MPSS) yang bertujuan memisahkan partikel mikro dari udara sebelum menjalankan proses SDP.

Mesin dengan dimensi panjang 4,1 meter, lebar 1,1 meter dan tinggi 2,5 meter ini dilengkapi juga dengan unit sterilisasi lampu Ultra Violet (UV).

Uji Kualitas Air

Uji Kualitas Air /dokpri
Uji Kualitas Air /dokpri
Sebagai upaya pengawasan kualitas air, Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Balai Teknologi Air Minum (BTAM) melakukan serangkaian uji kualitas air secara insitu (uji lapangan) dan pengambilan sampel untuk pengujian di laboratorium secara fisik, kimia maupun mikrobiologi. 

Hal ini dilakukan dalam rangka pemenuhan standar kualitas air minum sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023. Air minum embun yang telah diproses juga harus aman diminum sesuai parameter SNI 7812: 2013.

Sebagai bagian dari mitigasi risiko berkelanjutan, kualitas air minum embun ini harus dijaga melalui mekanisme pengawasan secara berkala.

Terobosan inovasi ini diharapkan dapat menjadi oase dalam penyediaan air minum alternatif serta dapat menjadi solusi bagi wilayah yang kesulitan air bersih.

Harapannya di masa depan makin banyak teknologi dan inovasi pengelolaan air minum yang terus tercipta, demi pemerataan akses air minum aman bagi semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun