Kelompok  2 PPSK Sosiologi Agama 7B
1. Bari'ul Afqoh Abdu Fawzan (20105083)
2. Elya Fitri Sufiyatuz Zahro (20105085)
3. Nurma Fatika Perdana Putri (20105122)
Pertumbuhan dan Perkembangan Studi IslamÂ
Secara umum studi Islam bertujuan untuk menggali landasan dan prinsip utama ajaran Islam yang terkandung dalam sumbernya yaitu Al-Quran. Sumber ini bersifat universal dan dinamis, mempertemukan budaya dan dunia modern untuk memberikan alternatif solusi terhadap permasalahan yang dihadapi umat manusia.
Banyak yang bisa dipetik dari sejarah perkembangan studi Islam di kalangan ulama Islam. Padahal, sejarah perkembangan studi Islam merupakan bidang studi yang banyak menarik perhatian para peneliti baik Muslim maupun non-Muslim, karena menawarkan banyak keunggulan seperti perkembangan, pendekatan, metode, dan lain-lain dalam kajian Islam.
A. Aspek-Aspek Metodologi Studi Islam
1. Aspek sasaran agama
Kerangka doktrinal yang terkandung dalam Alquran dan Hadits tetap menjadi ajaran sentral, dan kajian Islam tidak menyimpang atau terlepas dari teks atau konteksnya. Unsur-unsur fundamental Islam yang menjadi pedoman kita yang pertama, adalah Islam sebagai doktrin juga merupakan pengalaman universal dan humanistic. Kedua Islam tidak terbatas pada akhirat fokus utamanya adalah pada masa kini. Sebagai kerangka, ada beberapa elemen dasar yang berperan sebagai pedoman yaitu:
- Islam sebagai dogma juga merupakan pengalaman universal dalam kehidupan.
- Sasaran studi islam diarahkan pada pemahaman terhadap sumber-sumber ajaran islam.
2. Aspek sasaran keilmuan
Studi islam membutuhkan berbagai pendekatan keilmuan, dengan pemahaman bahwa ilmu pengetahuan tidak terbatas oleh wahyu, melainkan berkembang berdasarkan pemikiran rasional. Kajian keislaman yang berfokus pada aspek kepercayaan normatif dogmatis dari wahyu dan perilaku manusia yang dipengaruhi oleh kepercayaan tersebut. Sementara ilmu pengetahuan terikat pada rasio, yang mengarah pada pencarian kebenaran, namun perlu diingat bahwa kebenaran ilmiah bersifat dinamis dan dapat berubah seiring waktu.
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Studi Islam
1. Massa Rasulullah
- Transformasi ilmu dilakukan secara lisan
- Rasul telah mengembangkan bibit pengembangan studi Islam terutama tafsir dan ushul fiqih. Hadits adalah penafsiran rosul tarhadap Al-Qur'an yang didalamnya terdapat metode penerapan hukum.
2. Massa pasca Rasulullah, mulai pengumpulan Al-Qur'an (masa khulafaur rasyidin)
- Hadits dikumpulkan dan ditulis di dalam kitab (masa dinasti abasiyyah). Para muhaddisin juga menyusun kriteria ilmiah bagi penerimaan hadits dengan kategori shahih, hasan dan dha'if.
- Pada masa abasiyyah studi islam mengalami perkembangan meliputi ilmu normatif islam yang bersumber pada teks agama.
3. Studi islam di dunia barat, kajiannya difokuskan pada Al-Qur'an dan pribadi nabi Muhammad secara ilmiah yang hasilnya menyudutkan ajaran dan umat Islam.
- Para orientalis menggunakan pendekatan bersifat lahiriah (eksternalisasi). Menurut pandangan dunia barat islam hanya dipandang dari sisi luarnya saja.
- Pada masa selanjutnya muncul karya-karya yang mengoreksi dan merekonstruksi kajian orientalis lama, Karena adanya anomali (ketidaktepatan) dalam studi Islam.
- Studi islam merupakan salah satu program studi yang ditawarkan di berbagai universitas barat dengan fasilitas pendukung yang lengkap.
4. Studi islam di Indonesia
- Masa klasik yaitu abad 7 sampai dengan 15M, yaitu melalui kontak informal seperti kegiatan perdagangan, perkawinan, dimana para pedagang dari Arab, Persia dan India sebagai mubalighoh, materi yang diajarkan meliputi kalimat syahadat, rukun iman, rukun Islam. Kemudian pada Abad 13 munculah pendidikan langgar dan pesantren.
- Masa pra kemerdekaan, salah satunya adalah munculnya pendidikan madrasah yang didirikan oleh Syekh Abdullah Ahmad di Palembang, kemudian madrasah schoot di Batu Sangkar, dan di Tahun 1923 diubah menjadi dini'yah school dan di Tahun 1931 diubah kembali menjadi al jam'iah al-Islamiah, serta didirikannya madrasah diniyah di Padang Panjang oleh Zainuddin Lbib Al-Yunusi.
- Pasca kemerdekaan, studi Islam pada tingkat dasar sampai menengah diseragamkan melalui jenjang MI, MTS dan MA, dan didirikannya Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) dan berubah menjadi Institute Agama Islam Negeri (IAIN) pada tahun 1960.
5. Studi islam di negara muslim yaitu di dunia timur
Diantaranya terdapat beberapa pusat studi islam seperti universitas al- azhar di Mesir dan universitas ulumul di Arab Saudi
6. Studi islam di negara barat
Menurut Jean Jacques Waardenburg, pada paruh pertama abad ke-20, kajian Islam secara historis telah menjadi disiplin studi yang kokoh dalam riset dan pengajaran di Eropa serta Amerika Utara. Perkembangannya terus meluas seiring waktu dan telah tersebar di sebagian besar universitas sejak akhir abad ke-19. Studi Islam diintegrasikan dengan pembelajaran tentang bahasa Arab, yang mulai berkembang di Eropa pada abad ke-16, dan juga dengan studi tentang Persia, Ottoman, dan Turki Modern.
7. Kajian islam di Barat
Kajian islam di Barat diantaranya adalah aspek sejarah islam, kajian hukum islam, kajian Qur'an, dan juga kajian pada aspek tasawuf.
8. Model Pendekatan Kajian Islam di Barat
Pertama, mereka menerapkan metode ilmu-ilmu yang termasuk dalam kategori humaniora. Kedua, mereka mengadopsi metode yang terkait dengan disiplin ilmu teologi, studi Bibel, dan sejarah gereja, di mana mereka mendapatkan pendidikan formal dari Divinity Schools. Ketiga, mereka menggunakan metode ilmu-ilmu sosial. Keempat, mereka menerapkan pendekatan yang dilakukan di berbagai jurusan, pusat studi, atau komite-komite khusus untuk kajian area tertentu.
9. Studi islam di Negara Barat
Studi mengenai Islam di Barat bermula dari kerangka pemikiran bahwa agama Islam dapat dijelajahi dari berbagai sudut pandang dan dengan tingkat kebebasan yang signifikan. Studi yang mereka lakukan meliputi seluruh aspek ajaran Islam, seperti sejarah, hukum, teologi, Al-Qur'an, haditst, tasawuf, bahasa, politik, kebudayaan dan pemikiran.
C. Perkembangan Studi Islam di Indonesia
Adapun beberapa tahap kedatangan agama islam ke Indonesia. Jika dianalisis kedatangan islam ke nusantara ini memiliki tiga pandangan teori diantaranya adalah Teori Gujarat, Teori Persia dan Teori Arabia atau Makkah
Yang pertama, menurut Teori Gujarat islam masuk ke nusantara pada abad ke 13 M. Teori Gujarat mengaitkan kedatangan Islam ke Nusantara dengan hubungan perdagangan maritim yang intensif antara wilayah Gujarat, India, dan kepulauan Nusantara.
Kedua, menurut Teori Persia islam masuk ke nusantara abad ke 13 M. Teori Persia mengaitkan kedatangan Islam ke Nusantara dengan hubungan perdagangan dan budaya antara Persia (sekarang Iran) dengan kepulauan Nusantara.
Dan yang ketiga menurut Teori arabia/Makkah islam datang ke nusantara abad ke-7 M. Teori Arabia atau Makkah mengaitkan kedatangan Islam ke Nusantara dengan peran utama pedagang Arab, terutama yang berasal dari Makkah, sebagai agen penyebaran ajaran Islam. Menurut teori ini, pedagang Arab berperan dalam membawa serta ajaran Islam dan memperkenalkannya kepada masyarakat Nusantara melalui kegiatan perdagangan mereka.
D. Pengaruh dan Jejak Islam di Nusantara
1. Bidang Pertanian dan Hukum
Salah satu contoh jejak islam di Nusantara dalam bidang pertanian dan hukum adalah adanya hukuman bagi pencuri dengan memotong tangan kanan, kaki kiri, tangan kiri dan seterusnya berturut-turut di Kesultanan Banten. Kemudian di Aceh Darussalam mempunyai UUD Islam bernama Kitab Adat Mahkota Alam. Jejak lainnya yaitu buku Kitabun Nikah dan Fathul Jawad yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari.
2. Bidang Ekonomi
Di bidang ekonomi Sultan Iskandar Muda mengeluarkan arahan untuk mengharamkan riba. Dan diberbagai kesultanan nusantara mempunyai sistem kelembagaan kemitraan dan sistem kepemilikan modal.
E. Asal Usul Studi Islam
Awalnya, pendidikan Islam di Indonesia dimulai dengan halaqah-halaqah dan berkembang menjadi madrasah. Selain pesantren, harapan pendidikan Islam di Indonesia saat ini adalah menghadapi tantangan dari perkembangan model-model pendidikan yang semakin maju. Pada dekade 80-an dan 90-an, terjadi perubahan signifikan dalam paradigma Islam.
Dalam tahap awal perkembangan Islam, pendidikan Islam yang diperkenalkan oleh Nabi Muhammad SAW merupakan usaha untuk membebaskan manusia dari keyakinan sesat yang dianut oleh kelompok Quraisy. Selain itu, pendidikan ini juga bertujuan untuk membebaskan manusia dari segala bentuk penindasan antarkelompok, terutama terhadap mereka yang dianggap memiliki status sosial rendah.
Nabi pertama-tama menerapkan metode personal-individual, kemudian merambah ke pendekatan keluarga, dan akhirnya meluas ke pendekatan sosiologis dalam mengajarkan ajaran Islam. Masuknya Islam ke wilayah Nusantara tercatat sejak abad ke-7 Masehi, dan sejak itu praktik pendidikan Islam di Indonesia telah berlangsung selama sekitar 15 abad. Namun kajian mengenai pendidikan Islam di Indonesia masih terbatas yaitu mencakup aspek filosofis, sosiologis, psikologis, ekonomis, dan historis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI