Mohon tunggu...
ELVIRA
ELVIRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya manusia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Realitas Alka

31 Oktober 2023   14:00 Diperbarui: 31 Oktober 2023   14:08 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Semua orang punya masalah dan kesulitannya sendiri. Aku tau ini tidak bijak untuk bersikap iri kepadamu. Aku hanya merasa lelah mungkin dengan segala tuntutan dan ekpektasi. Aku mungkin lelah menjadi aku yang sekarang, aku inggin manjadi aku yang lain. Tapi tidak masalah, aku akan menghadapi semuanya. Lihatlah nanti kamu pasti terkejut, aku tidak akan hanya dikenal sebagai si cantik putri raja, aku lebih dari pada itu" Julia tersenyum, kali ini senyum yang tulus.

Belum sempat Alka memproses semuanya tiba-tiba ia terjatuh dari kasurnya. Diambang kesadaran Alka berdiri linglung. Pandangannya menelisik sekeliling. Ia tau ini kamarnya, pandangannya jatuh kepada buku bergambar gadis bergaun merah maroon. Itu Julia, diambilnya buku itu dan dibacanya kisah Julia hingga tuntas. 

Gadis itu merealisasikan apa yang dia katakan sebelumnya. Julia memberontak dan mendongkrak pemerintahan. Sebelumnya ternyata Julia sudah sering mengkritisi aturan ayahnya yang dinilai timpang dan merugikan rakyat. Karena itulah dia akan dinikahkan dengan bangsawan barat. Tapi pernikahan itu gagal, Julia sekarang bebas menentukan jalan hidupnya. 

Sejujurnya Alka tidak tau yang dialaminya itu mimpi atau kejadian sungguhan. Tapi satu hal yang dia tau, selama dia mendapatkan pelajaran dan pemahaman baru tak penting itu ilusi atau realita.

Alka akhirnya berada pada tingkat kesadaran lain, lebih dari kesadaran bahwa dia hidup, bernafas dan ada. Alka membuka ruang pandangnya bahwa hidup itu tidak sekerdil yang ia pikirkan sebelumnya. Alka sadar bahwa ruang perspektifnya begitu terbatas dan bahwa dia tidak tau banyak hal. Pikiran negatif yang menghantuinya tidaklah penting, segara hal buruk itu menguncinya dari pemahaman dan hidup yang baik. Dia kini harus banyak bersyukur bukan, terlalu banyak hal baik yang harus dia syukuri alih-alih ia rutuk setiap hari. 

Tidak masalah menjadi orang biasa, tak apa tidak spesial. Lagi pula tanpa orang biasa, orang spesial tidak akan merasa spesial. Boleh jadi seberapa unggul pun mereka, mereka juga merasa biasa saja.  Dia suka menjadi dirinya, dia bersyukur menjadi dia, Alka melihat dirinya dalam tingkat penerimaan yang tidak pernah dia sangka. 

Mengatasi masalah Internalnya, Alka berada dalam tingkat kesadaran dan kecintaan dirinya meningkat 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun