Mohon tunggu...
Elodya Bastian
Elodya Bastian Mohon Tunggu... Pelajar

Hanya menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Selamat Malam, Biarkan Aku Istirahat

27 Maret 2019   20:31 Diperbarui: 4 Mei 2021   10:00 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.canvasreplicas.com 

Atmosfer berderu ringan di tengah kelenyapan kota

Bertiupan menyapa tiap insan yang mangkir dari jam tidur

Ataupun diteriaki garang lolongan anjing dari kejauhan

Barangkali rinai hujan bersedia temani lewat senandung rintik

Kusut masai surai kecoklatan dengan tungkai kaki bergerak gelisah

Kerap terjaga tatkala gemuruh iblis merayap perlahan dalam kepala

Berdengung menguasai tiap sudut alat indra

Terisak dalam bisu

Menulikan lagu cinta sang gerimis malam

Kuku-kuku pun sampai hati melukai nadi

Memandang sendu hitam cakrawala dari balik kaca jendela

Getar pita suaranya merintih 

Mengutuk kebebalan yang bersahabat lama dengannya

Bersama setan sialan yang mengingatkan tentang napas berat di akhir hari melelahkan

Setidaknya biarkan tangannya meraih pena untuk mengisahkan batin yang mati sadis

Luka-luka itu kekal 

Tidakkah engkau mengindahkan bibir pucat itu ingin bercerita?

Gadis yang menyimpan sakit di bahu sempit 

Tertawa beringas meratapi dosa-dosa

Dan tak malu mampir berdoa walau tengah berdarah-darah

Berbisik dari lubuk hati agar Tuhan sesekali memihak padanya

Tak mengapa bila harapan itu terkabul sekalipun di hari pemakamannya

Sehingga bintang-bintang tak perlu lagi menyaksikan duka yang dia pendam

Maupun rembulan yang berseri dengan khawatir akan raut kesusahannya

Mulut dia bergumam pada ketiadaan, 

Sunyi, hampa

Helaian tak beraturannya jatuh menyelimuti sebagian wajah yang beruraian air mata

Tidak, tidak seharusnya dia melihat dirinya seperti ini

Wajah matahari masih setia menjemput esok

Memeluk tubuh ringkihnya yang bergeming seolah menanti maut

Persetan dengan seribu penjahat yang menggiling habis moralnya

Gadis berkeputusasaan itu hanya berkawan dengan seorang malaikat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun