Memandang sendu hitam cakrawala dari balik kaca jendela
Getar pita suaranya merintihÂ
Mengutuk kebebalan yang bersahabat lama dengannya
Bersama setan sialan yang mengingatkan tentang napas berat di akhir hari melelahkan
Setidaknya biarkan tangannya meraih pena untuk mengisahkan batin yang mati sadis
Luka-luka itu kekalÂ
Tidakkah engkau mengindahkan bibir pucat itu ingin bercerita?
Gadis yang menyimpan sakit di bahu sempitÂ
Tertawa beringas meratapi dosa-dosa
Dan tak malu mampir berdoa walau tengah berdarah-darah
Berbisik dari lubuk hati agar Tuhan sesekali memihak padanya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!