Mohon tunggu...
Elmiya Sari
Elmiya Sari Mohon Tunggu... Guru - Guru, ibu rumah tangga.

Pendidik yang mendidik dengan hati.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

21 April 2022   22:29 Diperbarui: 21 April 2022   22:33 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Murid akan menjadi manusia yang siap hidup dengan segala tantangan zaman. Murid akaan mampu mengambil keputusan yang bijaksana bagi diri, lingkungan, masyarakat dan negaranya. Dengan nilai-nilai universal yang tertanam pada dirinya murid-murid kelak akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa yang bijaksana dalam mengambil keputusan terbaik untuk bangsa dan negaranya.  

Untuk mewujudkan nilai-nilai luhur pada murid tentunya dibutuhkan  seorang pendidik yang memiliki nilai-nilai luhur pula. Melalui  tuntunan seorang guru penggerak yang memiliki nilai-nilai positif seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid akan terwujud sosok murid impian yang bernuansa pelajar yang memiliki profil Pancasila. Karena dengan nilai-nilai yang dimiliki seorang guru penggerak, pendidik mampu secara mandiri menyajikan pembelajaran inovatif dan berdiferensiasi yang berpihak pada murid.

Melalui tuntunan nilai-nlai guru penggerak seorang pendidik mampu berupaya menjadikan murid dan lingkungannya berkolaborasi mewujudkan budaya positif. Melalui nilai budaya refleksi seorang pendidik mampu menjadi pendidik yang selalu berupaya memberikan pembelajaran yang lebih baik lagi dengan budaya belajar sepanjang hayat.

Dan pada akhirnya dengan nilai-nilai guru penggerak dan nilai-nilai universal yang tertanam dan menjadi pegangan kuat sebagi nilai --nilai  positif pada diri akan menuntun jiwa dan laku seorang pendidik dalam mengambil keputusan secara bijaksana.

Nilai-nilai positif yang tertanam pada diri dapat diterapkan dengan perilaku yang positif dan stabil. Keadaan stabil diperoleh ketika seseorang mengimplementasikan kompetensi social emosional pada saat  mengambil keputusan. Karena dengan kesadaran diri, pengelolaan diri yang baik, kesadaran social dan keterampilan berinteraksi  social seorang  pendidik mampu memilah mana dilema etika dan mana bujukan moral dan pada akhirnya pendidik mampu mengambil suatu keputusan yang tepat dalam keadaan kesadaran yang penuh. Keputusan yang bijaksana dan berpihak pada murid, lingkungan sekolah, keluarga  dan lingkungan  masyarakat.

Proses pendidikan guru penggerak  merupakan serangkaian kegiatan praktik baik yang dilakukan seorang guru penggerak sebagai agen transformasi pendidikan. Di dalam melaksanakan tugasnya yang tidak mudah ini seorang guru penggerak mendapatkan bimbingan dari seorang fasilitator dan pengajar praktik. Fasilitator membimbing dalam mengerjakan tugas-tugas  CGP secara online, sedangkan pengajar praktik membimbing CGP menerapkan ilmu yang di dapatkan pada lingkungan sekolahnya.

Kesulitan-kesulitan dan hambatan --hambataan  yang dialami CGP selama menjalankan tugasnya di lapangan dapat teratasi dengan kehadiran fasilitator dan pengajar praktik. Karena melalui kunjungan pendampingan setiap bulannya pengajar paraktik secara tidak langsung telah menerapkan praktik coaching dengan model TITA.

Pada saat kegiatan refleksi terbimbing fasilitator membimbing saya memahami dan mengevaluasi  konsep tentang pengambilan dan pengujian keputusan secara tepat. Sedangkan   pengajar praktik membantu membimbing saya menggali informasi dari saya tentang tujuan/  visi/ misi yang telah saya sepakati dengan kepala sekolah dan rekan guru.

Tugas Pengajar Praktik menggali informasi tentang kekuatan dan kelemahan pada diri dan lingkungan sekolah serta memilih dan memilah hasil pemikiran pada saat pendampingan yang nantinya dapat dijadikan sebagai sebuah kekuatan dalam merancang rencana aksi. Pengajar praktik yang mendampingi saya secara langsung serta memberikan penguatan kepada saya sehingga saya dapat berkomitmen dalam menjalankan visi-misi melalui rencana dan implementasi di sekolah dan lingkungan  sekitar saya.

Konsep coaching dengan model TIRTA yang  telah dilakukan pengajar praktik pada kegiatan pendampingan  telah membantu saya mengambil keputusan bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada siswa di kelas dan lingkungan sekolah.

Sedangkan pada kegiatan refleksi terbimbing tentang  konsep pengambilan dan pengujian keputusan dengan bimbingan  fasilitator secara online  pada  modul ini sangat membantu saya dalam mengambil keputusan yang terjadi di lingkungan kelas, lingkungan sekolah, lingkungan komunitas praktisi demi tercapainya murid impian dan vis/misi sekolah dimana dalam pengambilan keputusan dengan berpedoman pada sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun