Dengan perasaan yang sangat galau Pelangi mengabari kakaknya yang lagi didikan subuh di masjid yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Kakaknya pun kaget dan segera mengakhiri acara didikan subuh. Mereka bergegas pulang untuk mengemas pakaian yang akan dibawa ke kampung. Saat bersiap-siap pulang mereka saling bilang,
"pasti yang ninggal mamak ku itu"
"Bukan mamak ku itu karena mamakku kan sering sakit",
Begitulah sepanjang jalan pembahasan mereka. Setelah barang masuk ke tas, mereka berdua bergegas mencari mobil yang akan berangkat ke Payakumbuh. Alhamdulillah tak pakai lama bus pun datang.mereka segera naik dan duduk di dalam bus dengan rasa tak menentu.
Bus melaju dengan kencang, membuat semua penumpang seakan tahlilan di atasnya. Sesampainya di Payakumbuh mereka berdua bergegas lagi mencari mobil yang akan menuju ke kampung halaman. Tak menunggu lama bus pun datang, dan mereka segera naik ke atas bus itu.
Beberapa waktu berjalan sampailah mereka di kampung. Pelangi melihat sepanjang jalan penuh dengan para pelayat yang sangat ramai. Pelangi bingung sebenarnya siapa yang meninggal. Saat mau masuk ke rumahnya yang sudah penuh dengan para pelayat tiba-tiba tangannya Pelangi ditarik oleh seseorang dan dia di tuntun untuk masuk ke rumah kakaknya yang ada disamping rumahnya Pelangi. Pelangi pun ikut dengan orang tersebut.
Sampai di depan pintu pelangi tertegun. Dia memandang ke sekeliling rumah. Di sana dia melihat ibu kakaknya masih ada, ayahnya masih ada, abangnya masih ada, semua saudara sepupunya juga masih ada. Barulah disaat itu Pelangi sadar bahwa yang meninggal itu ternyata ibunya.
Ratap tangis Pelangi pun pecah, semua pelayat ikut menangis haru melihat keadaan Pelangi yang sudah lemas tak berdaya dan menangis sesegukan. Perlahan-lahan Pelangi menghampiri jenazah ibunya sambil tetapenangis.
"Ibu...ibu...kenapa engkau pergi secepat ini bu...baru saja kita semalam bersama sekarang engkau sudah tiada".
Pelangi membuka tutup muka ibunya dan mencium ibunya berkali-kali dengan air mata uang terus mengalir. Dia tak peduli air matanya jatuh ke pipi ibunya. Kemudian Pelangi memeluk ibunya dan tidur disamping ibunya. Semua pelayat tak kuasa menahan air mata melihat suasana itu.
Rasa pilu yang menghimpit Pelangi seakan terasa sama semua pelayat yang ada. Saat itu seakan semuanya enggan untuk beranjak. Setelah tangisnya Pelangi reda barulah pelayat bersiap-siap untuk memandikan jenazah.