Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

[Cerpen] Lim Datanglah Usai Lebaran, Hilal Kita Telah Tampak

23 Mei 2020   07:31 Diperbarui: 23 Mei 2020   09:18 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah kawin lari paling gempar ketika itu. Sebab orang tua Maznah tak terima dan mencari Maznah dan mencari Sahlan hingga ke Palembang. 

Ya di Zaman itu Kawin lari kerap dilakukan jika rencana meminang gadis tak menemukan kesepakatan. Bukan, bukan karena Sahlan tak sanggup menyediakan Mahar dan pintaan seperti yang diminta keluarga Maznah tapi karena Razak, Ayah Maznah menolaknya.

Razak menolak Sahlan karena Sahlan berasal dari suku tertentu, yaitu Komering yang entah mengapa tak disukai bahkan dibenci Ayah Maznah. Sebuah pikiran picik. Hanya kerap terjadi pada orang karena pengalaman buruk mereka. Bagi Razak Orang Komering itu pemarah dan galak. Apa karena  itu...? Sungguhkan ? Tak seorangpun yang tau. Hanya dia yang tau jawaban sebenarnya. 

Ya, karena dia pernah dikalahkan memikat gadis idaman oleh bujang komering hingga ia tak jadi menikahi gadis idamannya dan akhirnya menikah dengan gadis lain yang kemudian menjadi istrinya, menjadi nenek Murni.

"Sudahlah...., dak baik menghalangi rencana anak kito dewek..." Ibu Maznah menasehati suaminya

"Jika anak gadis sudah berlari dengan bujang pilihannya, dak bagus kito ambek lagi..."

"Kito restui. Kito teruskan proses pernikahan mereka..."

"Abah kiro aku dak tau alasan abah menolak Sahlan...?"

"Aku tau bah. Hanya lihatlah, rumah tangga kita bek-baek bae ..."

"Jodoh, rezeki, maut itu hak mutlak Allah..."

"Wong tuo aku memaksa aku kawin samo abah, padahal waktu itu aku punyo pilihan lain..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun