Kisah kawin lari paling gempar ketika itu. Sebab orang tua Maznah tak terima dan mencari Maznah dan mencari Sahlan hingga ke Palembang.Â
Ya di Zaman itu Kawin lari kerap dilakukan jika rencana meminang gadis tak menemukan kesepakatan. Bukan, bukan karena Sahlan tak sanggup menyediakan Mahar dan pintaan seperti yang diminta keluarga Maznah tapi karena Razak, Ayah Maznah menolaknya.
Razak menolak Sahlan karena Sahlan berasal dari suku tertentu, yaitu Komering yang entah mengapa tak disukai bahkan dibenci Ayah Maznah. Sebuah pikiran picik. Hanya kerap terjadi pada orang karena pengalaman buruk mereka. Bagi Razak Orang Komering itu pemarah dan galak. Apa karena  itu...? Sungguhkan ? Tak seorangpun yang tau. Hanya dia yang tau jawaban sebenarnya.Â
Ya, karena dia pernah dikalahkan memikat gadis idaman oleh bujang komering hingga ia tak jadi menikahi gadis idamannya dan akhirnya menikah dengan gadis lain yang kemudian menjadi istrinya, menjadi nenek Murni.
"Sudahlah...., dak baik menghalangi rencana anak kito dewek..." Ibu Maznah menasehati suaminya
"Jika anak gadis sudah berlari dengan bujang pilihannya, dak bagus kito ambek lagi..."
"Kito restui. Kito teruskan proses pernikahan mereka..."
"Abah kiro aku dak tau alasan abah menolak Sahlan...?"
"Aku tau bah. Hanya lihatlah, rumah tangga kita bek-baek bae ..."
"Jodoh, rezeki, maut itu hak mutlak Allah..."
"Wong tuo aku memaksa aku kawin samo abah, padahal waktu itu aku punyo pilihan lain..."