Mohon tunggu...
Claudya Elleossa
Claudya Elleossa Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pencerita

Seorang ASN dan ibu, yang sesekali mengisi pelatihan menulis dan ragam topik lainnya. Bisa diajak berinteraksi melalui IG @disiniclau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kisah Seorang Polisi yang Minta Didoakan Saat Bertugas, Menghancurkan Stereotip Kita

10 April 2018   17:24 Diperbarui: 10 April 2018   20:03 3642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibarat virus influenza yang nyaris mustahil ditiadakan samasekali, maka yang dapat kita lakukan adalah meningkatkan daya tahan diri kita sendiri termasuk melalui "konsumsi" bernutrisi, begitu pula soal kebiasaan stereotip ini. Lalu lintas informasi di kepala akhirnya akan menentukan apakah virus oversimplified itu akan menjauh atau justru betah bersarang di tubuh.

Sama seperti kata-kata dari kepala sekolah di film Wonder: "everything have two sides of story". Bukankah harus kita akui begitu pula hampir semua hal di dunia ini? Ada polisi yang curang, ada pula yang jujur. Ada lelaki brengsek tapi masih banyak pula lelaki setia. Pun banyak hal lain yang tidak bisa dengan enteng dikategorikan atas satu definisi mutlak.

Lalu bagaimana mengurangi kebiasaan ini? Entahlah. Saya bukan seorang sosiolog atau pakar di bidang ini. Bagi saya pribadi kebiasaan melabel berangkat dari ketidakpahaman seseorang akan kompleksnya manusia, maka salah satu caranya adalah dengan berusaha memperkaya diri. Melalui kawan yang dimiliki, bacaan yang dikonsumsi, pengalaman yang diraih, tempat baru yang dikunjungi, dan berbagai cara lain.

Sehingga jika nanti bertemu seseorang yang masih suka stereotip, saya akan menyarankan "Berteman dan membacalah lebih banyak. Mainlah makin jauh."

Salam,

(cte.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun