Mohon tunggu...
Ella Zulaeha
Ella Zulaeha Mohon Tunggu... Self Employed -

Jadikan sabar dan sholat senagai penolongmu

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Bentengi Buah Hati Kita dari Serangan 'Si Ekstrem'!

14 Januari 2012   17:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:53 2711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1326558640341921755

[caption id="attachment_155613" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi: Google Image"][/caption]

Beberapa minggu terakhir ini, cuaca esktrem tengah menyelimuti negeri ini. Perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan, dari udara panas menyengat berubah menjadi dingin den lembap. Iklim ini menimbulkan ketidaknyamanan dan membuat tubuh mudah terserang penyakit.

Musim pancaroba diawali hujan yang tidak merata. Namun di beberapa tempat masih tetap berdebu dan berudara panas. Debu dan kotoran yang masih di tempat yang panas ini mudah diterbangkan angin ke tempat lain. Debu inilah yang menjadi vektor (pembawa) penyakit.

Menurut Dr. Peter Staats dari Sekolah Kedokteran John Hopkins, saat pergantian musim terjadi, tubuh pun beradaptasi untuk menghadapi perubahan musim yang terjadi. Kondisi seperti inilah yang kemudian menimbulkan ketidaknyamanan dan membuat tubuh mudah terserang penyakit.

Di musim ekstrem ini, mereka yang tidak memiliki daya tahan tubuh kurang maksimal sangat rentan terinfeksi penyakit. Terdapat 3 kategori yang rentan terinfeksi penyakit di musim pancaroba ini yaitu golongan lansia di atas 70 tahun, anak-anak kecil, dan mereka yang memiliki penyakit kronis.

Bagi para ibu, menjaga kesehatan buah hati tercinta menjadi prioritas utama. Mengingat balita belum memiliki daya tahan tubuh yang sempurna. Balita sangat rentan diserang berbagai kuman (virus). Awalnya balita diserang demam tinggi. Perlu diketahui demam bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala bahwa tubuh tengah membangun pertahanan melawan infeksi. Demam bisa merupakan gejala sebuah penyakit.

Penyakit langganan yang muncul saat musim ekstrem dan seringkali menyerang balita antara lain:

1. Influenza (Flu) Penyakit ini paling sering muncul saat cuaca ekstrem. Pada musim pancaroba seperti ini virus ini menyerang pertahanan tubuh manusia. Bila kita tidak maksimal menjaga daya tahan tubuh balita dengan baik, penyakit ini mudah sekali menyerang. Sekalipun penyakit ini tidak berbahaya namun tetap saja dapat mengganggu kenyamanan si kecil. Balita akan rewel sepanjang hari karena tubuhnya lesu, meriang, pilek atau batuk. Biasanya diawali dengan demam (bisa mencapai 39,9 derajat Celsius)

2. ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Akut) Penyakit Saluran Pernafasan merupakan salah satu penyakit yang biasa diderita balita di musim pancaroba ini. Penyakit ini didahului dengan demam (37,4 – 39,4 derajat Celsius) dan menyerang sistem pernapasan.

ISPA dibedakan menjadi dua, yaitu: -Penyakit saluran pernapasan bagian atas. Gejalanya lebih ringan seperti batuk pilek. Namun pada kasus tertentu gejala serius bisa saja terjadi yaitu demam yang agak tinggi (pada radang tenggorok) dan toksemia atau keracunan (pada difteri).

-Penyakit saluran pernapasan bagian bawah. Gangguan pernapasan ini antara lain bronkopneumonia, yaitu radang paru-paru yang berasal dari cabang-cabang tenggorokan yang mengalami infeksi. Selain itu bronkioetitis, yaitu infeksi serius pada cabang terakhir saluran napas yang berdekatan dengan jaringan paru-paru.

3. Penyakit Saluran Cerna

Di musim ekstrem ini, penyakit saluran cerna, antara lain diare paling sering terjadi. Penyakit ini disebabkan kuman atau virus yang mencemari makanan dan minuman yang dikonsumsi balita. Penyakit ini ditandai dengan frekwensi buang air yang cair, mual dan muntah yang biasanya disertai demam, sakit kepala dan mulas-mulas. Yang dikhawatirkan adalah terjadi komplikasi diare seperti dehidrasi, yakni kekurangan cairan dan elektrolit yang bisa memicu kematian.

4. Demam Berdarah Dengue (DBD) Virus DBD ini ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang berkembang biak di air jernih. Nyamuk ini biasanya bertelur pada genangan-genangan air hujan, seperti pada ban bekas, pot bunga ataupun pelepah pohon palem.

5. Asma Perubahan cuaca ekstrem juga bisa memicu reaksi hipersensitivitas pada saluran napas. Akibat yang bisa terjadi adalah serangan sesak napas atau asma. Penyakit ini ditandai dengan napas yang berbunyi. Asma memang tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikontrol agar tidak kambuh sekalipun pada musim pancaroba.

6. Gangguan Kulit Di musim ini, gangguan kulit pada balita berupa alergi kulit juga sering terjadi. Penyebabnya, selain diakibatkan perubahan cuaca yang drastis, juga karena si kecil suka sekali bermain hujan-hujanan. Akibatnya kulitnya tercemar zat-zat tertentu yang membuatnya alergi.

7. Sakit Mata Penyakit ini umumnya disebabkan sumber air yang tercemar kemudian menimbulkan peradangan. Cuaca buruk karena banyaknya kuman akibat polusi bisa menjadi pemicu mata merah. Penyakit mata ini berawal dari mata berair, mata merah, kotoran mata berlebih disertai gatal.

Salah satu penyakit tersebut sangat mungkin menyerang buah hati kita bila kita tidak membentenginya dengan daya tahan tubuh yang maksimal. Upaya pencegahan akan jauh lebih baik daripada mengobatinya. Untuk itu kita perlu mengetahui upaya pencegahan dan bagaimana cara menanganinya bila balita kita terkena salah satu penyakit tersebut. Perhatikanlah hal-hal berikut ini:

1. Menjaga asupan makanan Perhatikanlah kelengkapan nutrisi pada asupan makanan sesuai usia, berat badan dan aktivitas balita. Nutrini yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh si kecil sehingga tidak mudah terserang penyakit. Nutrisi balita bisa diperolehnya bila makanannya mengandung zat tenaga (karbohidrat dan lemak), zat pembangun (protein) dan zat pengatur (vitamin dan mineral) dengan komposisi 50-70% karbohidrat, 20-30% lemak dan 10-15% protein.

2. Berikan multivitamin. Multivitamin ini berbentuk suplemen yang mengandung beragam vitamin esensial (yang tidak bisa dibuat sendiri oleh tubuh). Suplemen ini bila diberikan secara tepat komposisi dan dosisnya disesuaikan dengan kebutuhan anak, dapat membantu meningkatkan ketahanan tubuh si kecil.

3. Tetap menjaga kebersihan makanan dan minuman. Pastikanlah setiap makanan dan minuman yang masuk ke dalam mulut anak terjamin kebersihannya. Perhatikan pula kebersihan piranti atau tempat makan si kecil. Begitu pula dengan cara mengolah dan menyiapkan makanan di rumah harus tetap higienis. Biasakan membawakan bekal makanan si kecil yang dipersiapkan dari rumah sehingga si kecil tak perlu lagi jajan makanan di luar yang tidak terjamin kebersihannya. Asupan cairan juga wajib diperhatikan. Jaga tubuh balita anda jangan sampai kekurangan cairan, artinya jangan kurang minum terutama bila cuaca sangat panas dan berdebu.

4. Menumbuhkan budaya cuci tangan Sebagian besar penyakit menular disebabkan oleh kuman yang melekat pada tangan. Usia balita sangat rentan terkena virus melalui tangannya. Penyakit menular ini bisa kita putus rantai penularannya dengan menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan bersih menggunakan sabun dan membilasnya dengan sempurna.

5. Istirahat yang cukup. Anak dengan pola hidup yang tidak tepat, misalnya kurang istirahat atau malah kurang bergerak menyebabkan peredaran darahnya tidak lancar selain itu tidak dapat membentuk sistem imun yang kuat. Tubuh mereka rentan dan cenderung mudah terserang infeksi.

6. Menjaga kebersihan tubuh balita dengan mandi teratur. Mandi teratur bisa mengurangi kemungkinan terkena gangguan kulit. Jika muncul kelainan kulit (alergi) pada balita, jangan sembarangan mengoleskan obat kulit. Reaksi alergi kulit pada anak, se-ringan apapun sebaiknya ditangani secara benar oleh dokter kulit. Tak ada salahnya bila kita tambahkan cairan antiseptik bila kebersihan airnya diragukan.

7. Kurangi aktivitas di luar rumah. Bila anda perlu untuk membawa si kecil keluar rumah, sebaiknya lakukan hanya di saat cuaca cerah. Waktu yang "ideal" adalah pagi atau menjelang sore. Hindari keluar rumah jam 12 siang. Karena pada waktu tersebut merupakan puncak perubahan cuaca dan polusi. Tindakan pencegahan ini diharapkan bisa mengurangi risiko gangguan saluran pernapasan.

8. Jangan sembarang memberikan obat untuk si kecil. Bila balita alergi akibat debu dan menyebabkan mata merah, jangan biarkan si kecil mengucek matanya. Mata merah karena alergi bila sering dikucek dapat menyebabkan infeksi atau peradangan. Jangan sembarang memberikan obat-obatan yang dijual bebas bila tidak mengetahui penyebab sakit mata si kecil. Sebaiknya periksakan mata si kecil kepada dokter.

9. Siapkan obat pengontrol asma. Bila balita anda memiliki penyakit asma, lakukan pencegahan dengan cara mengonsumsi obat pengontrol asma secara rutin. Bagi balita yang alergi udara dingin, disarankan untuk selalu mengenakan jaket saat cuacanya dingin dan banyak angin. Begitu pula jika alergi panas. Jangan gunakan kipas angin, karena debu yang ikut terbawa angin justru bisa memicu asma. Pendingin ruangan (Air Conditioner) lebih dianjurkan asal dipasang pada suhu 25 C, hanya memiliki 1 fan dan sering dibersihkan.

10. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan Untuk mencegah berkembangnya Virus DBD yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, antara lain dengan menimbun barang-barang bekas yang memungkinkan air untuk menggenang dan mengurangi pakaian yang bergelantungan di balik pintu. Selain itu pengasapan (fogging) juga perlu dilakukan secara serempak sekali waktu untuk membunuh dan mengusir nyamuk dewasa.

Langkah pencegahan sebaiknya dilakukan oleh warga di satu lingkungan. Karena kita tidak pernah tahu bila ada salah satu orang di sekitar kita yang mungkin saja terkena demam berdarah karena digigit nyamuk di tempat lain, misalnya di sekolah atau di kantor.

11. Gunakan masker Demi menjaga agar balita tidak tertular penyakit, sebaiknya menjaga jarak dengan si kecil bila ada anggota keluarga dewasa yang sedang batuk pilek. Gunakan masker bila terpaksa harus kontak langsung dengan anak, misalnya ibu yang harus menyusui bayinya.

Semoga keluarga kita senantiasa terjaga dari penyakit-penyakit yang menyerang dan berkembang dahsyat di musim yang ekstrem ini. Mencegah itu lebih baik daripada mengobati bukan?

****

Sumber: http://sehatplus.com/tetap-sehat-meski-cuaca-ekstrim.html http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=04197&rubrik=tips

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun