3. Penyakit Saluran Cerna
Di musim ekstrem ini, penyakit saluran cerna, antara lain diare paling sering terjadi. Penyakit ini disebabkan kuman atau virus yang mencemari makanan dan minuman yang dikonsumsi balita. Penyakit ini ditandai dengan frekwensi buang air yang cair, mual dan muntah yang biasanya disertai demam, sakit kepala dan mulas-mulas. Yang dikhawatirkan adalah terjadi komplikasi diare seperti dehidrasi, yakni kekurangan cairan dan elektrolit yang bisa memicu kematian.
4. Demam Berdarah Dengue (DBD) Virus DBD ini ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang berkembang biak di air jernih. Nyamuk ini biasanya bertelur pada genangan-genangan air hujan, seperti pada ban bekas, pot bunga ataupun pelepah pohon palem.
5. Asma Perubahan cuaca ekstrem juga bisa memicu reaksi hipersensitivitas pada saluran napas. Akibat yang bisa terjadi adalah serangan sesak napas atau asma. Penyakit ini ditandai dengan napas yang berbunyi. Asma memang tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikontrol agar tidak kambuh sekalipun pada musim pancaroba.
6. Gangguan Kulit Di musim ini, gangguan kulit pada balita berupa alergi kulit juga sering terjadi. Penyebabnya, selain diakibatkan perubahan cuaca yang drastis, juga karena si kecil suka sekali bermain hujan-hujanan. Akibatnya kulitnya tercemar zat-zat tertentu yang membuatnya alergi.
7. Sakit Mata Penyakit ini umumnya disebabkan sumber air yang tercemar kemudian menimbulkan peradangan. Cuaca buruk karena banyaknya kuman akibat polusi bisa menjadi pemicu mata merah. Penyakit mata ini berawal dari mata berair, mata merah, kotoran mata berlebih disertai gatal.
Salah satu penyakit tersebut sangat mungkin menyerang buah hati kita bila kita tidak membentenginya dengan daya tahan tubuh yang maksimal. Upaya pencegahan akan jauh lebih baik daripada mengobatinya. Untuk itu kita perlu mengetahui upaya pencegahan dan bagaimana cara menanganinya bila balita kita terkena salah satu penyakit tersebut. Perhatikanlah hal-hal berikut ini:
1. Menjaga asupan makanan Perhatikanlah kelengkapan nutrisi pada asupan makanan sesuai usia, berat badan dan aktivitas balita. Nutrini yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh si kecil sehingga tidak mudah terserang penyakit. Nutrisi balita bisa diperolehnya bila makanannya mengandung zat tenaga (karbohidrat dan lemak), zat pembangun (protein) dan zat pengatur (vitamin dan mineral) dengan komposisi 50-70% karbohidrat, 20-30% lemak dan 10-15% protein.
2. Berikan multivitamin. Multivitamin ini berbentuk suplemen yang mengandung beragam vitamin esensial (yang tidak bisa dibuat sendiri oleh tubuh). Suplemen ini bila diberikan secara tepat komposisi dan dosisnya disesuaikan dengan kebutuhan anak, dapat membantu meningkatkan ketahanan tubuh si kecil.
3. Tetap menjaga kebersihan makanan dan minuman. Pastikanlah setiap makanan dan minuman yang masuk ke dalam mulut anak terjamin kebersihannya. Perhatikan pula kebersihan piranti atau tempat makan si kecil. Begitu pula dengan cara mengolah dan menyiapkan makanan di rumah harus tetap higienis. Biasakan membawakan bekal makanan si kecil yang dipersiapkan dari rumah sehingga si kecil tak perlu lagi jajan makanan di luar yang tidak terjamin kebersihannya. Asupan cairan juga wajib diperhatikan. Jaga tubuh balita anda jangan sampai kekurangan cairan, artinya jangan kurang minum terutama bila cuaca sangat panas dan berdebu.
4. Menumbuhkan budaya cuci tangan Sebagian besar penyakit menular disebabkan oleh kuman yang melekat pada tangan. Usia balita sangat rentan terkena virus melalui tangannya. Penyakit menular ini bisa kita putus rantai penularannya dengan menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan bersih menggunakan sabun dan membilasnya dengan sempurna.