Pandemi tidak menghentikan produksi tayangan sinema elektronik, namun dari sekian banyak tayangan hanya sedikit yang menyentuh angka 5, jangankan mendekati angka dua digit.
Sinetron Samudra Cinta yang sudah tayang lebih dari 500 episode, hanya mampu mencapai TVR 5.8 dan share 21.8 persen pada 14 Feb 2020 (sisnettv.com, retrieved 7/02/2021). Postulat bahwa IC booming karena pandemi sepertinya bukan jawaban yang sepenuhnya tepat.
 Sinetron adalah tayangan bebas biaya, semua sinetron memiliki probabilitas yang sama untuk dipilih dan sebaliknya penonton memiliki hak prerogratif untuk memilih. Tapi mengapa mayoritas menjatuhkan pilihan pada IC sebagai tayangan wajib dan  ikhlas meninggalkan sinetron yang lain?  IC digdaya karena pandemi? Nope, absolutely No
 Once more, AAdIC? Ada Apa dengan Ikatan Cinta? apa yang menyebabkan IC begitu powerful? Berikut disajikan beberapa variable dan postulat
 1. Kekuatan Cerita, Plot, Plot Twist dan Script. Sinetron, Film, Drama atau apapun yang berhubungan dengan seni peran, pada dasarnya adalah adegan yang bertujuan untuk menyampaikan sebuah cerita. Cerita menjadi fondasi utama untuk sebuah seni peran, termasuk sinetron.IC pada dasarnya adalah drama percintaan, namun plot yang dibangun membuat IC muncul as not as an ordinary romance drama. IC adalah drama yang menggunakan plot tipe eksposisi.Â
Di awal tayangan IC sudah  mempersiapkan plot yang kuat untuk merajut cerita yang akan datang. Di bagian plot inilah, karakter utama diperkenalkan, latar ditetapkan, dan konflik utama cerita dibuka. Pemirsa sudah  mendapatkan wawasan mengenai karakter dengan baik, sifatnya, bagaimana cara mereka berpikir dan berperilaku.Â
Namun IC tidak berhenti disitu, IC menyajikan plot twist yang mislead dan mampu menyesatkan prediksi penonton. Plot Twist IC beberapa kali membuat penonton kecele dan memaksa untuk menunggu untuk melihat perkembangan cerita. Kemudian, kualitas script. Naskah-Dialog yang dibuat tim penulis disebut oleh beberapa pemain sebagai 'dialog yang padat'. Â
Tim penulis IC sangat konsisten menjaga alur cerita memiliki kesinambungan. Penulis juga membuat dialog-dialog yang bernas untuk para pemain. Dengan tidak mengurangi rasa hormat , kualitas akting pemain IC tidak semua excellent, namun kekuatan script dan dialog yang dibuat mampu menutupi kekurangan itu.Â
Semua pemain IC memperlihatkan kedisiplinannya untuk patuh pada naskah yang telah dibuat. Namun disisi lain pemain nampaknya diberi keleluasaan untuk melakukan improvisasi dengan menambahkan frasa maupun kalimat sesuai dengan karakter yang dimainkan. Lihat tokoh Mama Rossa yang selalu menambahkan frasa asing untuk dialog-dialognya.Â
Dalam banyak scene, English phrases tersebut directly translated oleh Mama Rosa. Namun dalam beberapa scene terlihat frasa asing dibiarkan tanpa translation dan sepertinya Sari Nila menambahkannya secara spontaneously.Â
Hasil akan beda ketika pemain tidak memiliki kemampuan berbahasa se-fluent Sari Nila. Surya Saputra pernah menyatakan bahwa dalam beberapa scene, tokoh Papa Surya menuntunnya untuk membuat kalimat-kalimat ajaib yang membuat dirinya sendiri terkejut, daengan hasil yang superb.Â