(PPTK, perguruan tinggi, swasta), lembaga keungan (bank), lembaga sosial (kelompok tani), lembaga pemerintahan (Dinas Pertanian), dan juga lembaga asosiasi lainnya (asosiai kakao Indonesia, asosiasi petani kakao Indonesia, koperasi kakao Indonesia.
PROSPEK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KAKAO
Pengembangan agribisnis kakao di Indonesia didukung oleh subsistem utama yaitu budidaya kakao atau usaha perkebunan kakao yang pelakunya petani. Budidaya kakao di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan. Hal ini karena areal perkebunan kakao telah mengalami perluasan yang begitu pesat yang umumnya dilakukan oleh petani, sehingga perkebunan rakyat telah mendominasi perkebunan kakao Indonesia.Â
Areal perkebunan kakao juga telah ditanam hampir di seluruh pelosok tanah air dengan sentra industri utama yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur,Â
Kalimantan Timur, Maluku Utara, dan Irian Jaya. Disamping itu, kebun yang saat ini sudah ada masih berpeluang untuk ditingkatkan produktivitasnya karena produktivitas rata-rata masih kurang dari separuh potensinya. Keberhasilan perluasan areal dan peningkatan wilayah sentra industri ini dapat memberikan hasil nyata bagi peningkatan pangsa pasar kakao Indonesia dalam lingkup dunia. Disisi lain, prospek pasar agribisnis kakao juga terus mengalami peningkatan. Hal iniÂ
ditunjukkan pada harga kakao dunia yang terus merambat naik setiap tahunnya. Adanya keseimbangan produksi dan konsumsi kakao dunia tersebut diperkirakan akan terus berlanjut. Selain itu, situasi perdagangan kakao dunia beberapa tahun terakhir mengalami defisit yang berdampak pada harga kakao dunia yang relatif stabil. Sehingga menjadi suatu peluang yang sangat menguntungkan bagi Indonesia, karena animo masyarakat untuk mengembangkan perkebunan kakaoÂ
sangat besar ditambah lahan yang masih tersedia. Pengembangan agribisnis kakao juga diimbangi dengan adanya pengembangan industri pengolahan hasil. Hal ini ditunjukkan pada upaya perumusan kebijakan oleh pemerintah terkait pengembangan industri pengolahan kakao,Â
dimana produksi kakao dalam bentuk produk olahan memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dalam bentuk biji kakao mentah. Produk olahan tersebut diantaranya telah banyak dibuat sepertiÂ
dalam bentuk makanan dan minuman yaitu permen cokelat, bubuk cokelat, dan lemak cokelat yang tentunya melalui tahapan proses fermentasi. Hal ini menunjukkan adanya perkembangan yang menggembirakan terhadap prospek agribisnis kakao di Indonesia.
KENDALA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM PERKEBUNAN KAKAO
Sebagian besar banyak penduduk bermata pencarian pokok sebagai petani, khususnya petani kakao. Penghasilan dari usahatani kakao dapat dikatakan mampu mambantu hidup keseharian petani kakao. Terdapat kendala- kendala yang terjadi secara teknis yang ditemukan pada pengembangan kakao diantaranya adalah petani yang mengabaikan cara budidaya dari tanaman kakao secara baik, serangan hama dan penyakit, dan masihÂ