Penyebab Indonesia sebagian menggunakan pengolahan nonfermentasi yaitu penghasil panen biji kakao terbesar di Indonesia berada pada perkebunan rakyat.
 Subsistem pemasaran
Pemasaran kakao banyak melibatkan lembaga-lembaga penunjang, hingga menyebabkan rantai pemasaran kakao cukup tinggi. Proses pemasaran tersebut banyak campur tangan pelaku bisnis. Pelaku bisnis juga disebut sebagai tata niaga, tata niaga yang umum pada kalangan masyarakat yaitu pedagang pengumpul keliling, pengumpul kecamatan, pedagang besar
 pengumpul kabupaten/provinsi, eksportir, dan juga industri pengolahan. Selain dari pelaku bisnis lembaga penunjang juga ikut serta untuk membantu para petani untuk permodalan. Menurut (Baihaqi et al. 2014) dan (Muhajir, 2018)Â
keterlibatan koperasi, baik sekunder maupun primer terdapat di beberapa lokasi seperti Nanggroe Aceh Darussalam dan Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Terdapat tiga proses pemasaran yang biasa dilakukan oleh para petani, yaitu : (1) petani menjual biji kakao ke pedagang pengumpul lokal, (2) petani menjual biji kakao langsung ke pedagang non lokal, (3) langsung ke pabrik pengolahan.
Proses pemasaran kakao yang memiliki perbedaan atas pemasarannya mengakibatkan perbedaan harga jualnya. Tetapi, penilaian harga biji kakao memiliki kriteria tertentu dan memiliki tingkat yang berbeda-beda. Pada tingkat petani harga jual dari biji kakao memiliki beberapa kriteria penjualan, seperti :Â
(1) kadar air pada biji kakao maksimal 10 persen, (2) jumlah biji pada setiap ons maksimal 115 biji, (3) biji kakao dapat di toleransi dari jumlah biji yang berjamur yaitu 5 persen, (4) biji pipih maksimal empat persen, (5) biji berdebu maksimal dua persen.Â
Para petani mampu memenuhi kebutuhan dari para pedagang yaitu 60% dari permintaan. Meskipun para petani mampu memberikan hasil yang tinggi tetapi dari segi kualitas hasil biji kakao yang dihasilkan tidak memenuhi kriteria penjualan.Â
Biji kakao yang dijual oleh para petani memiliki kadar air melebihi 3-4% dari kriteria yang ditentukan. Dari tingginya kadar air biji kakao yang dijual menyebabkan rendahnya harga yang didapat oleh para petani.
Subsistem jasa penunjang
Lembaga jasa permodalan dan penunjang merupakan lembaga yang memberikan sarana finansial yang ditujukan kepada para petani untuk mengelola lahan miliknya dan juga meningkatkan ekonomi keluarganya. Jasa penunjang yang ada untuk membantu para petani perkebunan kakao yaitu lembaga riset dan pengembanganÂ