Namun, tidak semua film Prancis yang hebat pada masa itu disutradarai oleh orang Prancis. “The Passion of Joan of Arc” (1928), salah satu film bisu Prancis yang paling relevan dengan budaya, disutradarai oleh sineas Denmark, Theodor Dreyer.
Setelah era film bisu, di tahun 1930-an muncul film-film bersuara seperti “They Were Five” (1936), “Pépé le Moko” (1937), dan “The Baker’s Wife” (1938).
Film-film Prancis juga melanjutkan warisan Piala Oscar sejak kemenangan “Mon Oncle” (1958) untuk kategori Best International Feature Film. Film paling barunya, “Anatomy of a Fall” (2023) mendapatkan 5 nominasi Oscar dan menang pada kategori Best Original Screenplay.
Lalu, film Prancis apa yang paling laris? Dilansir dari Collider, film Prancis paling laris adalah “The Intouchables” (2011) karya Olivier Nakache dan Éric Toledano dengan pendapatan kotor box office sebanyak $426 juta, diikuti oleh “Welcome to the Sticks” (2008) sebanyak $245 juta dan “Amélie” (2001) sebanyak $174 juta.
Aktor dan Kru Film Terkenal
Di balik film yang memukau, pastinya ada aktor dan kru film yang bekerja untuk menghasilkan film tersebut. Nama seperti Abel Gance menyutradarai film epik “Napoléon”, sebuah karya agung berdurasi enam jam yang merupakan film bisu terbesar yang pernah dibuat (Rayan, 2023).
Nama-nama legendaris lain di era film bisu adalah Marcel L’Herbier, Jean Epstein, Germaine Dulac, René Clair, Jacques Feyder, Louis Delluc, dan Raymond Bernard.
Di era 1960-an, sineas seperti Jean-Luc Godard, François Truffaut, Robert Bresson, Jean-Pierre Melville, Agnès Varda, dan Claude Chabrol mendapatkan pujian untuk karya-karya mereka.
Selain sineas, aktor dan aktris juga memainkan peran penting dalam kesuksesan sebuah film. Aktor seperti Omar Sy menunjukkan akting yang piawai melalui “The Intouchables” (2011) dan serial Netflix, “Lupin” (2021).
Nama besar lain seperti Jean Dujardin, Audrey Tautou, Gérard Depardieu, Louis de Funés juga memenangkan banyak penghargaan.