Mohon tunggu...
Elisa DeboraYunita
Elisa DeboraYunita Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswi

NIM: 43223110031| Program Studi: Strata Akuntansi Fakultas: Ekonomi dan Bisnis | Universitas: Mercu Buana | Pendidikan Anti Korupsi dan Etik Umb | Dosen Pengampu : Prof.Dr.Apollo, M.Si., AK.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 1-Intergritas Sarjana dan Optimalisasi Perkembangan Moral Kohlberg's

18 Oktober 2024   23:49 Diperbarui: 19 Oktober 2024   01:23 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tingkat  prakonvesional Pada tahap ini, seseorang cenderung mematuhi aturan hanya untuk menghindari hukuman. Misalnya, seorang mahasiswa mungkin tidak berani menyontek ujian karena takut dikeluarkan dari universitas jika ketahuan. Di sini, motivasi mereka masih sangat sederhana mereka tidak ingin mendapatkan konsekuensi buruk. Mereka belum sepenuhnya memahami mengapa menyontek itu salah, yang penting bagi mereka adalah menghindari masalah.

Pada Tingkat konvensional pada tahap ini seiring berjalan nya waktu, ketika mahasiswa mulai berinteraksi lebih banyak dengan teman dan lingkungan sosialnya, mereka masuk ke tahap konvensional. Di sini, mereka mulai memahami pentingnya mengikuti norma dan harapan sosial. Mereka ingin diterima oleh teman-teman dan merasa perlu untuk bertindak sesuai dengan apa yang dianggap baik oleh orang-orang di sekitarnya. 

Misalnya, meskipun mereka tahu menyontek itu salah, mereka mungkin melakukannya karena melihat banyak teman yang melakukannya juga. Mereka ingin dianggap baik oleh kelompok mereka, jadi kepatuhan mereka terhadap aturan lebih didorong oleh harapan sosial.

Pada Tingkat pasca konvesional pada tahap ini, mahasiswa mulai berpikir lebih dalam tentang moralitas. Mereka tidak hanya mengikuti aturan karena takut dihukum atau ingin diterima. Mereka mulai memahami prinsip yang lebih tinggi, seperti keadilan dan tanggung jawab. Seorang mahasiswa yang berada di tahap ini mungkin terlibat dalam kegiatan sosial atau penelitian yang memberikan manfaat bagi orang lain, meskipun itu tidak selalu mendapatkan pengakuan.

Mereka melakukan ini karena percaya bahwa itu adalah hal yang benar. Di sini, integritas menjadi bagian dari karakter mereka. Mereka memilih untuk tidak menyontek, bukan hanya karena takut konsekuensi, tetapi karena mereka memahami bahwa kejujuran itu penting untuk pengembangan diri dan reputasi.

Why

Integritas sangat penting bagi sarjana karena memiliki dampak besar pada berbagai aspek kehidupan akademis dan profesional. Integritas menciptakan kepercayaan di lingkungan akademis. Ketika seorang sarjana bertindak jujur, baik terhadap dosen maupun rekan-rekannya, mereka menunjukkan bahwa mereka dapat dipercaya.

 Kepercayaan ini penting untuk menciptakan suasana yang aman dan mendukung, di mana mahasiswa merasa nyaman untuk berbagi ide dan berkolaborasi. 

Ketika mahasiswa memilih untuk belajar dengan cara yang jujur, mereka sebenarnya terlibat dalam proses pembelajaran. Ini berbeda dengan hasil yang diperoleh melalui kecurangan, yang hanya memberikan solusi sementara. Dengan integritas, mahasiswa mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi pembelajaran, yang sangat penting untuk perkembangan diri dan keterampilan. 

Integritas di kalangan mahasiswa menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik. Ketika semua orang berkomitmen untuk bertindak jujur, suasana kelas menjadi lebih kolaboratif dan mendukung. Ini meningkatkan motivasi dan kinerja akademis, serta memungkinkan ide-ide untuk berkembang tanpa rasa takut akan penipuan. Di dunia kerja, integritas sangat dicari oleh perusahaan. Banyak perusahaan ingin karyawan yang tidak hanya memiliki keterampilan, tetapi juga karakter yang baik. 

Sarjana yang menunjukkan integritas lebih siap menghadapi tantangan etika di tempat kerja. Mereka cenderung mendapatkan promosi dan tanggung jawab lebih besar karena perusahaan merasa yakin untuk mempercayakan mereka dengan tugas penting. Integritas membantu mahasiswa mengembangkan identitas pribadi yang kuat. Ketika mereka berpegang pada prinsip dan nilai-nilai yang baik, mereka tahu siapa diri mereka dan apa yang mereka percayai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun