Mohon tunggu...
Elisa DeboraYunita
Elisa DeboraYunita Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswi

NIM: 43223110031| Program Studi: Strata Akuntansi Fakultas: Ekonomi dan Bisnis | Universitas: Mercu Buana | Pendidikan Anti Korupsi dan Etik Umb | Dosen Pengampu : Prof.Dr.Apollo, M.Si., AK.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 1-Intergritas Sarjana dan Optimalisasi Perkembangan Moral Kohlberg's

18 Oktober 2024   23:49 Diperbarui: 19 Oktober 2024   01:23 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

6. Kohlberg juga mengembangkan tiga tingkat penalaran moral, masing-masing terbagi menjadi dua tahap, yang menggambarkan kompleksitas pemikiran moral seiring perkembangan individu.

TINGKAT SATU : MORALITAS PRAKONVESIONAL

Moralitas prakonvensional adalah periode paling awal perkembangan moral. Hal ini berlangsung hingga sekitar usia 9 tahun. Pada usia ini, keputusan anak-anak terutama dibentuk oleh ekspektasi orang dewasa dan konsekuensi dari pelanggaran aturan. Ada dua tahap dalam level ini yaitu :

  • Tahap 1 (Ketaatan dan Hukuman): Tahap awal perkembangan moral, ketaatan dan hukuman sangat umum terjadi pada anak kecil, namun orang dewasa juga mampu mengungkapkan jenis penalaran ini. Menurut Kohlberg, orang-orang pada tahap ini memandang peraturan sebagai hal yang pasti dan mutlak. Mematuhi peraturan itu penting karena ini adalah cara untuk menghindari hukuman.

  • Tahap 2 (Individualisme dan Pertukaran): Pada tahap perkembangan moral individualisme dan pertukaran, anak-anak memperhitungkan sudut pandang individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka memenuhi kebutuhan individu. Dalam dilema Heinz, anak-anak berpendapat bahwa tindakan terbaik adalah pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhan Heinz. Timbal balik mungkin terjadi pada titik ini dalam perkembangan moral, tetapi hanya jika hal itu bermanfaat bagi kepentingannya sendiri.

TINGKAT 2 : MORALITAS KONVENSIONAL

Tahap  perkembangan moral berikutnya ditandai dengan diterimanya aturan-aturan sosial mengenai apa yang baik dan bermoral. Pada masa ini, remaja dan orang dewasa menginternalisasi standar moral yang mereka pelajari dari teladan mereka dan dari masyarakat. Tahap  ini juga berfokus pada penerimaan otoritas dan penyesuaian terhadap norma-norma kelompok. Ada dua tahap pada tingkat moralitas ini:

  • Tahap 3 : Tahap 3 (Mengembangkan Hubungan Interpersonal yang Baik): Hal  ini Sering disebut juga sebagai orientasi "anak baik-anak baik", tahap perkembangan moral hubungan antarpribadi ini difokuskan untuk memenuhi harapan dan peran sosial. Ada penekanan pada konformitas, bersikap "baik", dan mempertimbangkan bagaimana pilihan memengaruhi hubungan.

  • Tahap 4 : Tahap 4 (Menjaga Ketertiban Sosial): Tahap ini difokuskan untuk memastikan terpeliharanya ketertiban sosial. Pada tahap perkembangan moral ini, orang mulai mempertimbangkan masyarakat secara keseluruhan ketika membuat penilaian. Fokusnya adalah menjaga hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan, melakukan tugas, dan menghormati otoritas.

TINGKAT TIGA : MORALITAS PASCA KONVENSIONAL

Pada tingkat perkembangan moral ini, orang mengembangkan pemahaman tentang prinsip-prinsip moralitas yang abstrak. Dua tahapan pada level ini adalah:

  • Tahap 5 (Kontrak Sosial dan Hak Individu): Gagasan tentang kontrak sosial dan hak individu menyebabkan orang-orang pada tahap berikutnya mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, dan keyakinan orang lain. Aturan hukum penting untuk dipertahankan suatu masyarakat, namun anggota masyarakat harus menyetujui standar-standar ini. individu memahami bahwa hukum adalah hasil kesepakatan sosial dan bisa berubah. 

  • Mereka mulai berpikir tentang hak asasi manusia dan keadilan. Misalnya, seseorang mungkin berjuang untuk perubahan hukum jika mereka merasa hukum yang ada tidak adil bagi sekelompok orang.

  • Tahap 6 (Prinsip Universal) Ini adalah tahap tertinggi di mana individu mengembangkan prinsip moral mereka sendiri berdasarkan keadilan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap semua orang. Mereka akan mengambil keputusan yang sesuai dengan prinsip ini, bahkan jika itu berarti melanggar hukum atau norma yang ada. Misalnya, seseorang mungkin memilih untuk melawan kebijakan diskriminatif meskipun itu melanggar aturan yang ada, karena mereka percaya itu tidak adil.

Kohlberg menyatakan bahwa perkembangan moral ini bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan atau dipercepat. Setiap orang melalui tahap-tahap ini dengan kecepatan yang berbeda-beda, dan tidak semua orang mencapai tahap tertinggi. Pengalaman hidup, pendidikan, dan interaksi sosial memainkan peran besar dalam perkembangan moral seseorang. 

Teori perkembangan moral Kohlberg memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana kita bisa mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang moralitas. Dengan memahami tahapan ini, kita dapat lebih baik mendidik generasi mendatang untuk menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas dan kesadaran sosial yang tinggi.

RELEVANSI PERKEMBANGAN MORAL KOHLBERG DENGAN INTERGRITAS SARJANA

Tahapan perkembangan moral yang dijelaskan oleh Kohlberg memberikan panduan yang sangat relevan untuk memahami bagaimana integritas seorang sarjana terbentuk dan berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun