Mohon tunggu...
Elisabet Dyah Kusuma
Elisabet Dyah Kusuma Mohon Tunggu... Guru - teacher

Berawal dari Hobi semoga Menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Akrostik Februari

9 Februari 2024   00:05 Diperbarui: 9 Februari 2024   01:28 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ALAM

Karya : Elisabet Dyah Kusuma, S.Pd, M.Pd 

 

Fenomena alam membuat bumi berguncang

Energi alam seakan mulai menunjukkan jati dirinya

Bencana bermunculan seolah menjadi tanda akhir kehidupan

Rumah, bangunan, kendaraan bahkan nyawa hilang

Uangpun tak mampu diselamatkan

Ahh.. entah apa ini tanda bumi bergejolak

Rusaknya alam menjadi alarm akhir semesta

Inilah saatnya kita mulai mendekatkan pada Ilahi

Fungsi lahan mulai terganggu

Entah takdir alam atau ulah manusia dungu

Bumi merana menjerit bak tungku

Ruam-ruam api membara dalam kalbu

Ulah manusia menjadi sasaran baru

Apapun kejadiannya manusia sasarannya

Robeknya sanubari kita bersama

Ironis menyayat luka dalam semesta

 

MEMORI BERTAUT

Karya : Elisabet Dyah Kusuma, S.Pd, M.Pd 

Februari menjadi saksi memori kisah kita

Eloknya anugerah sang ilahi

Berbagai kisah dan cerita kita lalui bersama

Resapi setiap peristiwa sebagai pengingat memori

Upaya kita bersama menjadi saksi perjuangan

Alangkah menawannya dunia dengan cinta

Raga menyatu hatipun terpaut

Ikatan cinta menguatkan raga sampai akhir hayat

Fantasi diri cerminan sanubari

Ego nurani mengoyak pribadi

Bunga-bunga seolah menjadi saksi

Rumput bergoyang dan menari tiada henti

Ukiran memori bertaut hingga abadi

Alam menjadi alasan untuk mencintai

Rasa menguat dalam ikatan memori

Indahnya surga terasa dalam hati

ANUGERAH

Karya : Elisabet Dyah Kusuma, S.Pd, M.Pd 

 

Faktual tak terbantahkan hadiah Ilahi

Eloknya anugerah sang empuNya

Banyak mimpi seolah menjadi nyata karena kebaikanNya

Rasa yang menjadi bukti anugerah yang pasti

Untuk itu mari bersyukur pada sang pencipta

Alangkah baiknya Ia pada kita

Raga ini sungguh bersyukur pada kebaikanNya

Inilah bukti kebaikannya sebagai anugerah luar biasa

Fantasi menyatu di dalam sebuah rasa

Entah karena rindu ataupun cinta

Berbagai  anugerah kian menjadi nyata

Risau hati menjadi sirna

Usaha membuahkan hasil yang berguna

Alam seakan merestui semuanya

Rasa hati tak henti mengucap syukur tak terkira

Indahnya anugerah sang pencipta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun