Di kampung kwitang tepatnya di kecamatan senen,wilayah jakarta pusat pada tangga 11 Mei 1914 aku dilahirkan, Namaku Ismail Marzuki atau sering di sebut mail.Ayahku bernama Marzuki dan Ibuku bernama Solechah.Aku anak bungsu dari 4 bersaudara,namun kaka kandung ku  yang bernama Yusuf dan Yakup meninggal ketika mereka dilahirkan,aku merupakan anak keturuna dari keluarga Betawi. Sejak kecil aku di kenal memiliki  bakat seni yang sulit di saingi,hingga banyak orang mengagumiku. Banyak orang bilang aku memilikin kepribadian luhur dan tergolong anak pintar,sejak muda aku senang berpenampilan necis,bajunya di setrika licin,sepatunya mengkilat dan akupun senang berdasi.
Tiga bulan setelah melahirkan ku ibuku meninggal dunia,Kini Aku hidup bersama ayah dan satu kakak perempuanku yang terpaut 12 tahun lebih tua dariku.Dia bernama Hamidah,besar tanpa seorang ibu tidak membuatku merasa sedih,karena aku memiliki ayah dan kaka perempuan yang selalu ada dan menyayangi aku,hidupku  sangat berkecukupan ayahku bekerja disuatu perusahaan yang bernama Ford Reparier yaitu perusahaan yang cukup besar.Karna gajih ayah yang cukup besar aku bisa membeli alat pemutar musik Gamefon dan berbagai macam piringan hitam.
Ayahku gemar sekali memainkan kecapi dan piawai menyanyikan syair syair yang berlantunan keislamian.Bakat itu pun turun kepadaku dan dari sejak aku kecil sudah tertarik dengan lagu lagu dan alat musik,orang tua ku yang termasuk golongan masyarakat Betawi yang intelek yang berfikiran maju.
Aku bersekolah disekolah Kristen His Idenburg Menteng.Tidak tau mengapa ayahku memasukan ku kesekolah kristen padahal aku beragama islam.Teman teman disekolahku biasa memanggilku dengan sebutan "Benyamin'.aku tidak tau mengapa mereka memanggilku Benyamin.Aku tidak sampai lulus bersekolah disekolah itu,ayahku memindahkanku kesekolah lain dengan alasan ayahku takut kalau aku bersifat kebelanda belandaan,aku dipindahkan ke Madrasah Unwanul-Falah di Kwitang.
Beranjak aku dewasa ayah selalu membelikanku alat alat musik  sederhana karena ayah tau aku sangat suka dengan alat musik dan lagu.Bahkan setiap kali aku naik kelas,ayah selalu membelikan ku alat musik seperti harmonika,mandolin dan gitar.
Setelah aku lulus dari Madrasah Unwatun-Falah,aku meneruskan untuk bersekolah di Mulo.Mulo adalah sekolah seni dimana disitu diajarkan banyak hal mengenai lagu,cara membuat lagu,mengetahui berbagai macam alat musik,memainkan alat musik,dan diajarkan cara memainkannya.Di Mulo aku bersama teman temanku membentuk grup musik.Aku kebagian memainkan alat musik yang bernama banyo,aku sangat mahir dan merasa senang saat memainkan alat musik tersebut.Aku dan teman teman sangat senang memainkan lagu lagu gaya Dixieland serta lagu lagu barat yang lainnya.
Setelah lulus dari Mulo,aku bekerja sebagai kasir di Socony Servis Station.Gaji ku lumayan besar sehingga aku bisa menyisihkannya untuk membeli Biola yang aku sangat inginkan.dan pada akhirnya aku bisa memiliki Biola yang aku inginkan dari hasil kerjaku,tapi aku merasa bekerja sebagi kasir tidak cocok denganku yang suka dengan seni.Akupun memutuskan untuk keluar dari pekerjaanku sebagai kasir dan aku berpindah kerjaan menjadi verkoper atau penjual piringan hitam produksi Colombia dan Polydor.Walaupun gajinya tidak menentu,pendapatanku tergantung pada jumlah piringan hitam yang terjual.
Pada masa perang dunia II, radio nirom mulai membatasi acara siaran musiknya,sehingga beberapa orang Indonesia di betawi mulai membuat radio sendiri dengan nama Vereneging Oostersche Radio Omroep (VORO) yang berlokasi di keramat raya.antene pemancar mereka buat sendiri dari batang bambu.setelah membentuk organisasi perikatan radio ketimuran (PKK),pihak belanda memintanya untuk memimpin orker studio ketimuran,yang tempatnya berlokasi di bandung tegal lega.orkesnya membawakan lagu-lagu barat.
Pada periode ini aku banyak mempelajari bentuk-bentuk lagu barat.yang di ubahnya kemudian di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,seperti lagu Rusia ciptaan R.karsov diterjemahkan ke dalam bahasa sunda menjadi "Panon hideng".
Pada saat itu tahun 1940 Â aku banyak berkenalan dengan artis pentas,film,musik dan penyanyi.Aku masuk orkes perkumpulan musik Lief Jawa,aku memainkan gitar,saksofon,dan harmonuim pompa,pada saat itu,aku sedang tampil disebuah club musik dibandung,aku melihat seorang gadis yang teramat cantik.Dia adalah primadona di klub musik itu.Aku memberanikan diri untuk mengajak berkenalan dan menggobrol.
" Permisi,Selamat Malam Nona" Ucapku saat menghampiri dia dengan badan yang bergemetar menahan malu.
" Malam" Jawab dia sambil menoleh ke arahku.
" Â Hai Sangprimadona bolehkah aku berkenalan denganmu? Namaku Ismail,biasa di panggil mail"
"Namaku Eulis"
Kami asik mengobrol saling bertukar cerita sampai larut malam
" Ini sudah larut malam kamu pulang bersama siapa?"
"Rumahku tidak jauh dari sini aku pulang sendiri saja"
" Jika tidak keberatan bolehkah aku mengantarkanmu pulang?
"Kalau itu tidak merepotkanmu boleh saja"
Kami pun berjalan pulang.Diperjalanan pulang aku senyum senyum sendiri,aku merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama kepada dia.
Hari pun berganti dan semakin hari semakin aku jatuh cinta kepada Eulis dan mencoba untuk melamar dia menjadi istriku.Tanpa banyak basa basi akupun langsung menghampirinya dan mengungkapkan perasaanku
" Eulis,aku jatuh cinta kepadamu" Ucapku dengan gugup karna takut ditolak
" Mail,akupun memiliki perasaan yang sama sepertimu"
" Lalu maukah kamu menikah denganku?"
"Aku mau" Jawab Eulis dengan raut wajah sedih bercampur bahagia.
Dan pada akhirnya kita pun menikah pada maret 1940.Setelah sekian lama kita menikah namun kita belum dikaruniai anak
" Sekian lama kita menikah kita belum juga dikaruniai anak" Ucap Eulis kepadaku dengan nada suara yang sedih.
" Tidak apa sayang mungkin belum rezekinya kita mempunyai anak"
" Tetapi aku sangat menginkan sekali anak supaya tidak merasa kesepian"
" Bagaimana kalau kita mengadopsi anak saja,sebagai pancingan kita:
" Iya aku setuju"
Kita mengangkat anak perempuan dari sodara Eulis dan memberinya nama Rachma Azizah.Hidup kita terasa lengkap karna kehadiran Rahma.
Pada maret 1942  saat jepang menduduki seluruh Indonesia,radio NIROM di bubarkan dan di ganti dengan nama hoso kanri kyoku,ppk juga di bubarkan jepang dan orkes lief java berganti nama kireina jawa. Pada masa itu  penjajahan jepang, aku turut aktif dalam orkestra radio pada Hozo Kanri Keyku Radio Militer Jepang. Ketika masa kependudukan Jepang berakhir,aku tetap meneruskan siaran musik di RRI. Selanjutnya ketika RRI kembali dikuasai Belanda pada tahun 1947 aku yang tidak mau bekerja sama dengan Belanda memutuskan untuk keluar dari RRI. Aku baru kembali bekerja di radio setelah RRI berhasil diambil alih. kemudian mendapat aku mendapat kehormatan menjadi pemimpin Orkes Studio Jakarta,pada saat itu aku menciptakan lagu pemilihan umum dan diperdengarkan pertama kali dalam pemilu pada saat tahun 1955.
Untuk pertama kalinya pada tahun 1931 aku membuat lagu pertama yang bejudul O..Sarinah.,Pada umurku yang ke 21 aku membuat sebuah karya yang berbentuk keroncong.Keroncong tersebut berjudul "Keroncong Serenata",tahun tahun berikunya pun aku membuat beberapa lagu yang berjudul "Roselani", Hikayat 1001 Malam", 'Kasim Baba" dan mencipta gubahan keroncong yang berjudul keroncong sejati bermodus minor bernafaskan melodi yang melankolis.
Pada saat itu aku berkesempatan mengisi ilustrasi musik film dan memberi tahu istri dan anakku bahwa aku ikut mengisi dan berperan dalam film.
" Wahai istri dan anakku ada berita gembira,aku berkesempatan ikut serta dalam sebuah film"
" Wah ayahku sangat hebat aku bangga pada ayah."
" Selamat ya suamiku atas pencapaiannya"
Aku bermain dalam film yang berjudul "Terang Bulan".Di dalamnya ada 3 buah lagu yaitu Pulau Saweba, Di Tepi Laut, Â dan Duduk Termenung.Aku turut berperan dalam film tersebut, yakni bermain musik dengan rekan-rekanku sebagai pelengkap skenario. Film ini diputar di Malaya.Aku bernyanyi untuk adegan Raden Mochtar sewaktu menyanyi.
Akupun terus berkarya menciptakan 8 lagu,dimana 2 lagu berbahasa belanda yang berjudul "Als de Ovehedeen dan Als't Meis is in de tropen".Sedangkan 6 lagu lainnya berbahasa indonesia yang berjudul "Bapak Kromo, Bandaneira, Olee lee di Kutaraja, Rindu Malam, Lenggang Bandung, Melancong ke Bali".
Pertama kali aku melakukan rekaman melalui perusahaan Polydor dan Odeon. Lagu-lagu yang direkam di antaranya: O...Sarinah, Ali Baba Rumba, dan Olhe Lheu Dari Kotaradja. Para penggemar musik, khusunya anak muda,sangat menyukainya,pada saat itu keadaan negara sangat memprihatinkan banyak para pejuang yang gugur dimedan perang.Aku ingin ikut serta dalam mengembalikan kembali semangat bangsa indonesia dengan karya karyaku.
 Pada saat itun lagu ciptaan ku yang paling populer adalah rayuan pulau kelapa yang di gunakan sebagi lagu penutup akhir siaran oleh stasiun TVRI pada masa pemerintahan orde baru. Pada saat tahun 1968 aku di anugerahi penghormatan dengan di bukanya taman ismail Marzuki,sebuah taman dan pusat kebudayaan di salemba,jakarta pusat
Pada suatu waktu belanda datang mengampiriku pada saat aku sedang melakukan siaran radio RRI.Mereka merayu dan memaksaku untuk ikut menyiarkan radio bangsa belanda,namun aku tidak mau dan menolaknya.
" Bungl,ayolah bergabung bersamaku untuk menyiarkan dan menciptakan lagu yang memakai bahasa belanda"
" Aku tidak mau dan tidak akan pernah mau untuk ikut denganmu"
Akupun melakukan perlawanan namun apalah daya belanda mengambil alih radio RRI,dan mengubahnya menjadi ROIO.Mereka  tetap bersi kuat terus menerus memaksaku untuk ikut bergabung bersama mereka tawaran pun mulai diberikan untukku.
" Kalau kau ikut bergabung dengan kami,saya akan menggajimu sebesar apapun yang kamu mau,akan kami kabulkan apapun yang kau inginkan,bukankah itu hal yang sangat menyenangkan?"
" Tidak,aku tidak mau sebesar apapun gaji yang kamu berikan aku tidak akan pernah mau bergabung dengan mu" Jawabku dengan tegas kepada mereka.
Daripada aku bekerja sama dengan mereka,terlebih lagi bekerja untuk kepentingan Belanda, aku lebih memilih hengkang dari RRI yang telah berubah wujud menjadi ROIO itu.
Melalui lagu-lagu yang aku ciptakan,aku menggelorakan semangat para pejuang Republik untuk terus berjuang mempertahankan martabat bangsa.Aku Cukup banyak membuat lagu yang mengangkat tema perjuangan dan nasionalisme,diantaranya yaitu  "Gugur Bunga", "Rayuan Pulau Kelapa", "Bandung Selatan di Waktu Malam", "Karangan Bunga dari Selatan, "Selamat Datang Pahlawan Muda", "Indonesia Pusaka", dan barangkali "Halo-Halo Bandung".
Dan laguku  yang berjudul "Rayuan Pulau Kelapa" menjadi penutup acara tv tvri.Semua lagu tersebut aku persembahkan untuk negeri dan para pejuang yang sudah mempertahankan kedaulatan bangsa,
    Di masa itu cara yang aku lakukan untuk menjaga harga diri dan martabat negeri.Aku kembali mengabdi untuk RRI setelah penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada pemerintah RI pada pengujung 1949,setelah itu aku melanjutkan siaran lagi di RRI. Dengan memutar lagu yang telah aku ciptakan untuk negeriku tercinta.Tidak lupa akupun memberitahu keluargaku tentang berita bahagia ini.
    Pada tahun 2004 aku di nobatkan sebagai pahlawan nasional Indonesia.
" Akhirnya setelah sekian lama aku bisa kembali lagi siaran di RRI setelah beberapa waktu diambil alih oleh belanda".
" Syukurlah aku merasa senang dan tidak risau lagi karena semuanya sudah kembali seperti semula"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H