Mohon tunggu...
Elida Sari
Elida Sari Mohon Tunggu... Penulis - Elida Sari

Ig : elidasari4

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Jurnal: Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel "Konspirasi Alam Semesta" Karya Fiersa Besari

13 Juli 2021   03:13 Diperbarui: 25 Juli 2021   06:27 13342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Tak seperti adik Juang, Fatah Dublajaya, yang selalu mengangut mengikuti kehendak sang ayah, lantas menjabat pegawai bank seberes kuliah, Juang adalah burung pembelot yang terbang menukik, ke tempat di mana segala sesuatu tak berguna buat modal hari tua.

  • Ana Tidae : Gadis cerdas, lembut, dan berparas menawan. Lahir  sebagai anak tunggal dari ayah yang cerdas dan ibu yang cantik. Data pada halaman : 30-31

Ana Tiadae adalah segala sesuatu tentang keanggunan dan kenestapaan. Ayahnya menamai anak sematawayangnya itu dengan nama biologi angsa sewaktu gadis itu lahir pada 23 April 1991. Kelak semasa SMP, Ana membenci namanya yang berarti “bebek”. Ia sering kena ejek. Dipanggil dengan sebutan “bebek” sepanjang masa-masanya beranjak remaja bukanlah hal yang mengenakkan buat dikenang.

Semasa SMA, Ana tumbuh menjelma menjadi gadis yang mampu mencuru banyak hati pemuda. Segala sesuatu yang ada pada fisik ibunya turun pada Ana. Coba tilik kulitnya yang putih kekuningan; rambutnya yang tebal bergelombang, hidungnya yang, walau tak terlalu mancung, lancip menyirat hidung orang Eropa; tubuhnya yang makin tumbuh, makin mampu menyulut lawan jenis membayangkan yang tidak-tidak.

Menyadari itu, Ana tidak serta-merta mengandalkan apa yang ada di luar. Yang mewakili otak encer sang ayah—yang pernah menjabat pegawai negeri dibagian riset dan teknologi—tidak pernah berminat ikut lomba ajang kecantikan. Piala yang ia banggakan di kamarnya ialah saat ia meraih juara dua lomba fisika se-indonesia.

  • Ayah Juang : Seorang dengan sikap keras.  Merupakan seorang yang memegang peran ayah yang selalu keras terhadap anak-anaknya. Data pada halaman 16-17

Paman Juang sudah lama tidak kembali, mungkin meninggal karena tak kuat disiksa. Ayahnya cukup beruntung, diasingkan di Pulau Baru dan dicambuk mentalnya hingga harus menunduk dan patuh. Ayah yang menunduk di hadapan Negara Cuma bisa bersikap keras dihadapan anak-anaknya. Ia membentuk karakter Juang menjadi sesorang yang tidak boleh cengeng yang mesti mampu mengambil keputusan yang diakhir episode menjelang dewasa harus balik keras menentang sang ayah karena perbedaan pendapat.

  • Ibu Juang : Wanita sederhana yang penyayang terhadap anak-anaknya.  Merupakan sosok ibu yang akan berjuang melakukan apapun demi anak-anak dan keluarganya. Data pada halaman : 105

Sejak aku lahir, Ibu menjadikan aku pusat semesta. Segala sesuatu selalu tentangku. Kehadiranku membuahkan indikasi bahwa Bapak dan Ibu mesti membanting tulang dengan lebih keras. Bapak naik pangkat jadi mandor. Ibu mesti kerja serabutan jadi guru di satu SD dan guru les privat di mana-mana.

  • David Gunawan : Sosok lelaki yang tampak keras diluar namun lembut didalam. Ayah Ana merupakan sosok yang sangat peduli dan mencintai putrinya. Datanya pada halaman: 42-45

Sang bapak tampak acuh tak acuh, dari gelagatnya seolah takkan member izin. Ia malah membesarkan volume televisi yang tengah menyiarkan berita kerusuhan di Jakarta oleh sekelompok oknum. Segala sesuatu prihal fenomena social tentu saja merupakan sasaran empuk untuk dijadikan bahan diskusi di mata Juang. Dan itulah yang ia lakukan: mencoba membuka topik tentang berita di televise dengan bapak tersebut. Obrolan meluas keranah politik dan sejarah. Bapak itu, untuk pertama kalinya, terkekeh di hadapan Juang. Ia terkesan dengan teori turunya Bung Karno versi Juang, lantas membalas dengan nostalgia seputar masa kanak-kanak selagi Indonesia dalam keadaan peralihan dari Orde lama ke Orde Baru. Anak gadisnya mendeham, Bapak berkumis lebat melirik.

“Jadi bagaimana? Boleh?” tanya Ana.bapak itu menghembuskan napas yang membuat kumisnya menari. Lehernya yang sekaku besi dianggukan dengan berat. Negosiasi nerhasil, gadis itu diperbolehkan berangkat.

  • Fatah Dublajaya :  Sosok anak yang penurut. Fatah merupakan anak yang selalu mengikuti saran atau pendapat orang tuannya terutama ayahnya. Data pada halaman : 105-106

 Kelak, aku merasa, seandainya  keluarga kita diibaratkan terdiri dariu dua regu, Fatah ada dikubu Bapak: segala sesuatu tentang Fatah adalah replika Bapak. Dan aaku ada dikubu Ibu: aku mewarisi sifat keras kepala dan kemahiranmu memasak. Kelak, aku merasa ibu tetap saja memerhatikanku lebih ibu mememrhatikan Fatah. Bukan karena ibu tidak saying Fatah. Mungkin karena aku merupakan lelaki pertama yang merobek tubuh ibu hingga ibu hamper meregang nyawa demi menghadirkanku kemuka bumi. Kelak, aku merasa aku berutang budi pada Fatah, sibungsu yang selalu berhasil membanggakan ibu dan bapak. Bukan aku, sisulung yang lebih sering membuat kalian kecewa.

  • Dude Ginting : Berjiwa sosial tinggi dan bersahabat. Sosok yang pandai mencari peluang dalam usaha juga orang yang berjiwa social dan bersahabat. Data pada halaman : 18

Juang bertemu dengan Dude Ginting, pria berambut gimbal asal Sumatra Utara, yang sedang mencari bahan baku kopi tatkala berada di Toraja. Pertemuan itu berlanjut menjadi pesahabatan. Pada Juang, Dude menawarkan tempat singgah jika kelak ia ke Bandung. Dude memang berniat untuk membuka kedai kopi sepulang dari pengembaraannya. Juang tidak mengiyakan, tidak juga menolak.

  • Deri Ismail : Tampan dan sopan. Sosok tampan yang terlihat sopan ternyata bukan sosok setia. Data pada halaman : 127

Hingga suatu ketika datanglah Deri Ismail membawa badai. Ketampanan dan kesopanan pemuda yang terpaut dua angkatan di atas mereka itu membuat Camar, untuk pertama kalinya, berani membuka hati.tingkah laku Deri membuatnya percaya bahwa dia bukan pria yang ringan tangan layaknya sang ayah. Tapi hati memang tidak bisa diatur. Deri tertuntun pada gerak-gerik Ana. Alasannya mendekati sepasng sahabat itu bukanlah Camar. Meski berat, Ana tidak dapat melawan hatinya sendiri.  Episode itu terjadi tiga tahun silam. Namun masih segar dalam benak Ana saat persahabat mereka tidak tertolong; saat Camar merasa senang tatkala nekat mencium Deri, dan Ana Cuma mampu memandang mereka dengan Hati yang hancur. Deri tersedu di hadapan Ana, memohon kesempatan kedua. Kisah tak lagi sama. Ketika Ana memilih memantapkan langkah pada jalur yang dibuat oleh Juang. Camar kembali Berjaya dan memenangkan hati Deri, atau puing-puing darinya.

  • Camar : Gadis cantik bersikap terang-terangan. Merupakan sosok ekspresif yang terang-terangan dan tidak dapat mengendalikan diri. Data pada halaman : 125-126

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun