"Datanglah! Ada sesuatu yang sangat penting!"
Begitu isi pesan singkat yang ditulis di atas daun lontar.Â
Merasa istirahatnya sudah cukup, pemuda itu berniat melanjutkan perjalanan. Kembali kepalanya celingak-celinguk. Bibirnya menyungging senyum manakala instingnya mengatakan jikalau padepokan yang ditujunya sudah teramat dekat. Dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh dalam hitungan jari dia akan sampai.Â
Tapi Pendekar Kantong Bolong tidak ingin melakukannya. Sebab ia tahu, terlalu sering menggunakan ilmu meringankan tubuh membuatnya jadi pemalas.Â
Kakinya baru saja hendak mengayun ketika suara derap kuda itu terdengar. Tampak segerombolan orang berteriak-teriak lantang sembari melecut kuda-kuda mereka agar berlari lebih kencang. Sepertinya mereka para pemburu yang akan menyisir sekitaran Hutan Garangan.Â
Pendekar Kantong Bolong memicingkan mata sejenak. Keinginan untuk berbuat jail tiba-tiba saja menyeruak di benaknya. Diraihnya kantong berlubang yang tersampir di pundaknya. Sekali kibas kantong itu mengeluarkan benda-benda pipih berbentuk cincin. Benda-benda itu mbrosot lewat bawah kantong dan melesat secepat kilat menuju ke arah kaki kuda-kuda yang tengah giras berlari.Â
Mendapat serangan tiba-tiba, kuda-kuda itu terkejut dan meringkik keras dengan posisi tubuh nyaris berdiri. Para joki yang semula asyik menikmati perjalanan sontak terlempar jatuh, bergelimpangan, saling tumpang tindih di atas rerumputan.Â
Bersamaan dengan itu terdengar suara bersin-bersin.Â
"Hat... Haaaatsyiiii...!!!"
Tak pelak seluruh pepohonan bergetar hebat seperti terkena serangan gempa dahsyat. Daun-daun berguguran diiringi deru angin yang membadai. Membuat suasana semakin kacau balau.Â
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!