Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cersil (1): Geger Lubang Sumur

10 Januari 2023   17:54 Diperbarui: 10 Januari 2023   21:50 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image https://pxhere.com

Ya. Ia kembali melihat semuanya dengan jelas. Bagaimana Felix muda berjalan mindik-mindik menyisir area taman demi mendekati parempuan berambut panjang yang tengah menikmati keharuman bunga-bunga itu.

Aih, degup jantung. Selalu saja berpacu bagai kuda liar. Adakah ia penyebabnya? Sang dewi impian pemuja wangi seribu mawar

Kali ini Engkong memejamkan mata. Membiarkan masa lalu bergulir mengulang kisah. Membiarkan Felix muda menentukan sendiri takdir cintanya.

"Fatimah! Bisa kita bicara empat mata? Aku ingin menyampaikan sesuatu kepadamu." Felix muda riang membuka percakapan. Laki-laki itu sudah berdiri begitu dekat, sangat dekat. Bahkan sudah menyiapkan senyum paling manis pula, jikalau Fatimah mendadak membalikkan tubuh ke arahnya.

"Kamu yakin kita bisa bicara empat mata, Felix? Aku khawatir pembicaraan kita tidak akan nyambung. Karakter kita sangat jauh berbeda. Kamu orangnya rasionalis. Juga, mm, terlalu pintar. Sedangkan aku? Aku hanya perempuan biasa yang menyukai hal-hal absurd." Fatimah menyahut datar. Sesekali kepalanya menunduk mengecup kuntum-kuntum mawar yang berebut mekar.

Mendapati respon Fatimah yang biasa-biasa saja, Felix muda sontak terdiam. Senyum manis yang semula disiapkan, perlahan dilemparnya jauh-jauh.

"Oh, ya, Felix. Menurutmu butuh waktu berapa lama seseorang menggali 'lubang sumur' hingga mengeluarkan air?" Fatimah sengaja mengalihkan pembicaraan. Jemarinya yang lentik menunjuk ke arah seorang laki-laki yang sibuk mengeduk tanah di sudut taman.

"Apa kaubilang? Lubang sumur? Bhuahahaha...." Tawa Felix mendadak pecah tanpa bisa dicegah. 

Fatimah terperangah. Tawa tanpa kontrol itu membuatnya berbalik badan.

"Apa ada yang lucu, Felix? Kenapa kamu tertawa sefrontal itu?" Mata Fatimah menyorot tajam. Wajahnya yang tirus memerah padam.

Bukannya menjawab pertanyaan yang diselimuti hawa amarah itu, Felix muda malah mengumbar tawa lebih keras lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun