Pendekar Tua Aneh alias Engkong dari Timur (selanjutnya kita sebut Engkong saja, yaa), duduk termangu menatap langit. Pikirannya gundah. Hatinya kembali patah.
Apa sebenarnya yang telah terjadi? Kadingaren seorang selincah dan seceria Engkong berubah menjadi baperan dan melankolis?
Kisahnya bermula dari sini.
Beberapa jam lalu Engkong turun dari Padepokan Kandang Sapi. Hendak mencari angin segar. Saat asyik bersiul-siul melintasi jalan setapak, seseorang--- berpakaian serba hitam menghadangnya.
"Akhirnya kta bertemu juga, Pendekar Tua!"
Menilik dari suara dan postur tubuhnya, Engkong yakin sosok di hadapannya itu adalah seorang perempuan.
"Rasakan jurus Samber Nyawa ini Pendekar Tuaaaa! Ciiiiaaaaaat!!!"
Diegh!
Satu pukulan sarat tenaga dalam nyaris mengenai dada kiri Engkong. Untung lelaki tua itu masih sempat memiringkan tubuh beberapa senti. Kalau tidak?
"Satu lagi! Jurus Lampah Lumpuh!"
Bet! Bet! Bet!