Tentu aku merasa sangat kesepian. Terutama hingga sejauh ini kami belum dikarunia anak seorang pun.
Dalam hal ini akar masalah ada padaku. Hasil pemeriksaan medis menyatakan organ reproduksiku tidak berfungsi dengan baik.
Sangat menyedihkan, bukan?Â
Apalagi setelah mengetahui aku tidak bisa memberinya keturunan, suamiku semakin jarang pulang.
Ah. Kupikir lebih menyenangkan bercerita tentang Aisyah.Â
Dari hari ke hari bocah itu tumbuh sehat dan menggemaskan. Kalau boleh jujur aku berharap Rianti --- ibu kandung Aisyah lupa pada janji yang pernah diucapkannya.Â
Aku tidak ingin perempuan itu muncul dan merenggut Aisyah dari pelukanku.
***
Ini musim hujan keempat sejak kepergian perempuan muda itu. Dan aku menjalani hari-hari bersama Aisyah tanpa seorang pun mengusik ketenangan kami.
Sampai suatu malam laki-laki yang masih berstatus suamiku itu muncul. Kubiarkan matanya terbelalak saat mengetahui ada bocah kecil tertidur pulas di atas tempat tidur.
"Siapa dia?" Ia bertanya gusar.
"Anakmu dari perempuan lain bernama Rianti." Jawabku dengan mimik amat tenang.