Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Sebuah Kisah yang Disembunyikan Hujan

22 Oktober 2022   15:25 Diperbarui: 1 November 2022   17:58 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Berapa bulan usia kandunganmu?" Tanyaku seraya menyodorkan sehelai handuk kering ke arahnya. Perempuan muda itu terbatuk-batuk kecil lalu menjawab dengan suara pelan, "Sudah sembilan bulan lebih, Bu."

"Sudah kauperiksakan ke dokter atau bidan? Sebab sepertinya..." aku tidak melanjutkan kalimatku. Kuamati sekali lagi perut besar perempuan itu. Bentuknya yang membola sudah agak menggelosoh turun.

Sepengetahuanku, kondisi perut semacam itu memberi tanda bahwa bayi yang ada di dalam kandungan akan segera lahir.

***
Setelah bertukar pakaian dan minum segelas teh hangat buatanku, perempuan muda itu memperkenalkan diri.

"Nama saya Rianti, Bu. Saya berasal dari kampung. Setahun lalu saya datang ke kota ini untuk mencari pekerjaan."

Aku sama sekali tidak terkejut mendengar kelanjutan ceritanya. Kejadian seperti ini sudah sering terjadi. Tipu daya yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab dengan dalih mencarikan pekerjaan bagi gadis-gadis urban bukan lagi sesuatu yang baru.

Dan, Rianti hanyalah salah satu dari sekian banyak korban tipu daya itu.

"Kau sudah bersuami?" tanyaku lagi.

Tidak ada jawaban.

Kukira aku tidak perlu memaksa perempuan bernama Rianti itu untuk memberikan jawaban atas pertanyaanku. Itu hak dia. Bagiku yang terpenting saat ini adalah rasa peduli terhadap kondisinya yang memprihatinkan.

Begitulah. Sejak saat itu Rianti kuminta tinggal bersamaku. Sesuai dugaanku, beberapa hari kemudian ia merasakan tanda-tanda bayinya akan lahir. Aku pun segera membawanya ke bidan terdekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun