"Ri-anti?"
"Ya! Rianti. Masih ingat dia, bukan? Rianti mencarimu hingga sampai ke rumah ini."
Laki-laki itu mundur beberapa langkah.
Sembari tersenyum aku melanjutkan kalimatku.
"Waktu itu hujan turun sangat deras. Rianti datang. Ia sedang hamil tua. Sebagai sesama perempuan tentu aku wajib merasa iba. Aku lantas membantunya menghadapi proses persalinan. Aku buang egoku jauh-jauh dan berpura-pura tidak tahu hubungan yang terjalin di antara kalian."
Sampai di sini aku tidak memedulikan lagi respon - apa pun, dari laki-laki itu. Aku benar-benar tidak peduli!
Ya. Aku lebih peduli pada Aisyah yang mendusin dan berseru lantang memanggilku. "Ibu! Apakah Pangeran Kodok jelek itu sudah pergi?"
***
Malang, 22 Oktober 2022
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H