"Taraaaa ... santap malam sudah siap!"
Tidak sampai tiga puluh menit seruan itu terdengar. Jim dan si kembar berebut menarik kursi lalu duduk manos mengitari meja.
Mereka makan bersama tanpa memedulikanku.
***
Aku bersiap pergi ketika terdengar bel rumah berdering nyaring. Terpaksa kuseret langkah menuju ruang tamu.
Tentu. Aku tidak bisa mengharapkan salah satu dari mereka --- Jim, si kembar, atau perempuan bergaun hitam itu beranjak membukakan pintu. Keempatnya terlalu asyik menikmati sajian makan malam.
Pintu sengaja kukuak sedikit. Terlihat seseorang berdiri menunggu. Ia memakai masker serta berjaket warna hitam.
"Siapa?" Tanyaku seraya melongokkan kepala. Orang itu berjalan mendekat, melepas maskernya perlahan.
Wajahnya yang tersorot sinar lampu membuatku sontak menutup kembali daun pintu dengan keras.
Blam!
"Lisa? Ada apa?" Jim tahu-tahu sudah berdiri di belakangku. Ia meraih tubuhku yang gemetar.
"Kau melihatnya lagi? Maksudku --- doppleganger-mu itu?" Jim mengamati wajahku yang memucat. Aku mengangguk. Napasku memburu. Naik turun.