***
Di sore yang lain.
Aku mengeluhkan pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya pada Jim, suamiku. Seperti biasa Jim menanggapi keluh kesahku dengan ringan.
"Sudah waktunya kau mencari asisten rumah tangga, Lisa."
"Oh, tidak, Jim! Aku bisa ... mm, maksudku, aku tidak ingin ada orang lain hadir di keluarga kita." Aku berkata bersungguh-sungguh.
Mendengar penuturanku Jim terkikik kecil, lalu tanpa menoleh ia berujar, "Itulah salah satu kelemahanmu, Lisa. Kau terlalu posesif. Bahkan untuk hal-hal yang belum jelas kebenarannya."
"Itu karena aku terlalu mencintaimu, Jim."
Huft. Sungguh sebuah pengakuan jujur yang amat memalukan.
Lengkingan si kembar menghentikan percakapan kami. Jim berdiri, mendekati dua gadis kecil yang tengah beradu mulut itu. Entah apa yang dikatakan lelaki konyol itu pada mereka, tahu-tahu si kembar menghambur ke arahku.
"Benar Mami punya doppelganger? Ayoo dong, tunjukkan! Jangan sembunyikan dari kami!"
***
Satu kata yang sangat kubenci dalam hidup ini adalah kata:Â menyerah. Sebab menyerah bagiku identik dengan menunjukkan sisi kelemahan manusia.
Namun menyerah ternyata tidak selamanya buruk. Adakalanya menyerah merupakan warning dari kondisi tubuh yang protes minta diistirahatkan.