Pintu!
Yup. Haris sudah menentukan 'Pintu' sebagai sumber ide pintalannya. Lantas demi menghindari agar sumber ide tidak kabur Haris menuliskannya pada secarik kertas.
Di bawah kata 'Pintu', Haris menambahkan catatan pendek seperti ini: ukuran pintu 90×220 sentimeter. Kusennya terbuat dari kayu kamfer.
Dari catatan pendek tersebut Haris ingin mengembangkannya menjadi paragraf.
Haris terdiam beberapa saat. Berusaha mengingat-ingat cara paling mudah mengembangkan paragraf.
Yes! Untuk memudahkan mengembangkan paragraf, kenapa tidak menggunakan metode Rudyard Kipling; 5W 1H yang pernah diajarkan oleh Pak guru?
Hm. Kata tanya 'mengapa' sontak mendominasi isi kepalanya. Dan itu berarti ia harus menyiapkan 'karena' sebagai konjungsi kasualitas.
Oke Haris segera memulai.
Paragraf pertama.
Mengapa pintu kelas dibuat ukuran 90×220 sentimeter? Itu karena sudah disesuaikan dengan standar kelaziman pintu rumah masyarakat di pemukiman ini.
Selanjutnya, pengembangan paragraf kedua.