"Kukira kali ini adalah rezekimu, Inta," suara itu terngiang kembali di telinganya.
"Ya, Bunda," ia menyahut riang.
Ya, hari itu memang hari keberuntungannya. Sepasang suami istri datang berniat mengadopsinya.
"Kau manis sekali, sayangku. Ikutlah bersama kami," ujar perempuan cantik yang berdiri di hadapannya sore itu. Sejenak ia bagai tersihir. Seperti melihat malaikat yang selama ini dirindukannya, yang selalu hadir di alam bawah sadarnya.
Inta kecil tak perlu berpikir seribu kali untuk mengangguk menerima ajakan itu. Langkahnya riang mengikuti orangtua barunya masuk ke dalam mobil. Dan ketika melambaikan tangan ke arah teman-temannya yang masih berdiri berjejer, mata indahnya berbinar.
Sekali lagi. Ia tidak bisa mengungkapkan perasaan bahagianya kala itu. Terutama saat pertama kali menginjakkan kaki di rumah besar milik kedua orangtua angkatnya itu.Â
Inta telah menemukan segalanya di sana. Materi dan kasih sayang yang melimpah ruah yang selama ini tidak pernah dirasakannya,
Beberapa bulan ia mengecap bahagia itu. Menjadi anak kesayangan yang amat dimanjakan.
Sampai kabar itu tiba. Kabar yang membuatnya mundur beberapa langkah dari tempatnya berdiri.
Suatu pagi, di bulan Desember yang mendung, ketika hendak ke kamar mandi, tanpa sengaja ia mendengar percakapan kedua orangtua yang telah mengadopsinya itu.
"Alhamdulillah, Pa, pancingan kita berhasil!" itu suara Ibu angkatnya.