Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pohon Kata-kata

10 Maret 2019   06:52 Diperbarui: 10 Maret 2019   07:17 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: artmajeur.com/gusfineart

Ia datang ketika lustrum waktu berputar pada kisaran 160 kali. 

Perempuan itu. Ia muncul dalam tampilan yang berbeda. Namun masih dengan jiwa dan isi kepala yang sama.

Dan tentu saja lelaki itu langsung bisa mengenalinya dengan baik.

Ia biarkan perempuan itu berjalan tergesa-gesa. Berteduh dari sengat terik matahari, tepat di bawah pohon mangga yang siang itu mulai menggugurkan sari bunga-bunganya.

Perempuan itu nyaris bersandar pada batang pohon kalau saja matanya yang redup tidak keburu menangkap sesuatu yang ganjil.

Kata-kata!

Begitu banyak kata-kata tertangkap oleh tidak saja indera penglihatannya, tapi juga mata hatinya. Perempuan itu terjengah. Merasa Deja vu.

Beberapa detik lamanya dada perempuan itu naik turun. Menahan gejolak yang seolah hendak meledak dan melumatnya habis-habisan.

kutandur rindu pada tiap gulir waktu
semampuku

Perempuan itu sontak bersimpuh. Menenggelamkan diri pada kedua tangkup jemarinya.

tentang bagaimana rindu mesti kukultivasi
menjadi petani waktu yang mendatangi tanah hati

menanam bibit-bibit rindu tatkala sengat gairah mentari: hangat menciumi pipi embun-embun pagi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun