Zer tersenyum. Dalam pose tegak memegang bendera Merah Putih di atas puncak gunung.
Zer, serasa baru kemarin aku melihatmu mengikat erat tali sepatu di hadapanku.
"Ra, ada kiriman paket untukmu," suara Nayla membuatku menoleh. Aku berdiri. Nayla menyodorkan sebuah kado kecil berwarna biru muda.
"Tak ada nama pengirimnya?" aku memicing mata. Nayla mengangkat bahu.
"Semoga bukan bom, ya, Ra," Nayla berseloroh. Tanganku segera merobek kertas pembungkus berwarna biru muda itu. Selembar foto terselip di dalamnya.
Hatiku berdegup.
Foto bunga Edelweis.
Bersamaan itu ponsel di atas meja bergetar. Sebuah pesan singkat masuk.
Ra. Sudahkah kau terima Edelweis biru dariku?Â
"Nayla, lihat ini! Benarkan instingku? Zer masih hidup! Dia mengirimi aku foto Edelweis---Edelweis biru, Nay!" aku berjingkrak kegirangan bagai bocah kecil mendapat hadiah ulang tahun dari Ibunya.
Nayla seketika menyentuh pundakku.