"Saya Edward. Dan saya tidak membunuh perempuan itu!" pria kurus itu berteriak lantang.
Jhon dan Miss Sherlick saling berpandangan.
"Perempuan itu menelpon saya. Meminta bertemu dengan saya di sini. Ia membeli buku tanaman obat yang saya jual," pria bernama Edward itu menatap Miss Sherlick dan Jhon bergantian.
"Kukira apa yang dikatakannya benar, Jhon. Pria ini bukan pelakunya," Miss Sherlick memberi tanda ke arah sepupunya yang masih berdiri termangu dengan sebuah anggukan kecil.
"Lalu untuk apa ia mengendap-endap mengawasi kita?" Jhon terlihat ragu-ragu.
"Saya...hanya tidak percaya bahwa perempuan yang baru saja bertemu dengan saya itu tiba-tiba dikabarkan meninggal dengan tubuh mengejang seperti terkena racun," pria itu menggetar-getarkan kedua lututnya.
"Ricin!"Â Miss Sherlick tiba-tiba berseru lantang. Lalu menepuk pundak pria kurus itu dengan wajah dan senyum yang amat puas.
***
Sore yang cerah. Miss Sherlick duduk tenang menghadap ke arah jendela.
Sementara sepupunya, Jhon bersiap-siap untuk kembali ke apartemennya.
"Oh, ya, Sherlick. Sebelum aku pergi, tolong jelaskan, bagaimana kau bisa begitu yakin bahwa Nona yang meninggal itu terbunuh oleh ricin."