"Hanya sedikit yang kudapatkan di sini Jhon. Kukira kita harus segera kembali ke taman kota itu," Miss Sherlick berjalan terburu-buru. Jhon bergegas mematikan puntung sigaretnya. Berdiri dengan sigap, lalu mengikuti langkah Miss Sherlick dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku jaket.
Suasana taman sudah sepi. Lampu-lampu temaram mulai dinyalakan.
Miss Sherlick kembali ke bangku yang didudukinya sore tadi.
"Kau melakukan hal yang sama, Sherlick? Kupikir itu sungguh perbuatan---yang agak konyol," Jhon berdiri mengawasi tingkah laku sepupunya itu dengan pandang heran.
"Kau teruslah bicara, Jhon. Jangan menoleh ke belakang. Seseorang sedang mengawasi kita," Miss Sherlick pura-pura menjatuhkan sesuatu. Sembari membungkuk, ujung matanya menangkap bayangan seseorang tengah berjalan mengendap-endap di balik sebatang pohon.
"Apakah aku perlu mengeluarkan senjata, Sherlick?" Jhon bertanya pelan. Miss Sherlick mengedikkan bahunya sedikit.
Dan Jhon sangat paham apa arti kode itu.
*** Â Â Â Â
Jhon berhasil menangkap seorang pria yang mematai-matai mereka. Pria itu bertubuh kurus. Dengan wajah lonjong agak pucat.
Jhon membawa pria tersebut ke tempat Miss Sherlick duduk beberapa saat lalu.
"Bisa Anda menyebutkan nama? Kita bicara rileks saja, sebelum kami menyerahkan Anda ke kantor polisi dengan tuduhan..." Miss Sherlick menatap pria yang duduk meringkuk itu dengan sorot mata tajam.