Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Misteri Kematian di Bangku Taman

10 November 2018   16:45 Diperbarui: 15 Juli 2022   12:39 1469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hanya sedikit yang kudapatkan di sini Jhon. Kukira kita harus segera kembali ke taman kota itu," Miss Sherlick berjalan terburu-buru. Jhon bergegas mematikan puntung sigaretnya. Berdiri dengan sigap, lalu mengikuti langkah Miss Sherlick dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku jaket.

Suasana taman sudah sepi. Lampu-lampu temaram mulai dinyalakan.

Miss Sherlick kembali ke bangku yang didudukinya sore tadi.

"Kau melakukan hal yang sama, Sherlick? Kupikir itu sungguh perbuatan---yang agak konyol," Jhon berdiri mengawasi tingkah laku sepupunya itu dengan pandang heran.

"Kau teruslah bicara, Jhon. Jangan menoleh ke belakang. Seseorang sedang mengawasi kita," Miss Sherlick pura-pura menjatuhkan sesuatu. Sembari membungkuk, ujung matanya menangkap bayangan seseorang tengah berjalan mengendap-endap di balik sebatang pohon.

"Apakah aku perlu mengeluarkan senjata, Sherlick?" Jhon bertanya pelan. Miss Sherlick mengedikkan bahunya sedikit.

Dan Jhon sangat paham apa arti kode itu.

***       

Jhon berhasil menangkap seorang pria yang mematai-matai mereka. Pria itu bertubuh kurus. Dengan wajah lonjong agak pucat.

Jhon membawa pria tersebut ke tempat Miss Sherlick duduk beberapa saat lalu.

"Bisa Anda menyebutkan nama? Kita bicara rileks saja, sebelum kami menyerahkan Anda ke kantor polisi dengan tuduhan..." Miss Sherlick menatap pria yang duduk meringkuk itu dengan sorot mata tajam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun