Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Misteri Kematian di Bangku Taman

10 November 2018   16:45 Diperbarui: 15 Juli 2022   12:39 1469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seraya menyeruput sedikit coffee white-nya yang masih panas, Miss Sherlick menyampaikan deduksi singkatnya kepada Jhon.

"Perempuan itu sengaja pulang kerja lebih cepat dari biasanya. Itu menandakan bahwa dia memiliki janji dengan seseorang."

"Ya. Jam kerja perempuan itu seharusnya sampai pukul 16.30," Jhon menyela.

"Sebagai perempuan yang masih lajang, sangat aneh memilih sebuah taman yang sepi sebagai tempat pertemuan. Kecuali---jika pertemuan itu mengandung unsur rahasia," Miss Sherlick meletakkan cangkir kopinya perlahan di atas meja.

"Oh, ya, satu lagi, Jhon. Apa menurutmu ini bukan hal yang aneh? Seorang perempuan yang sama sekali tidak suka membaca tiba-tiba memangku sebuah buku tebal?" Miss Sherlick mengetuk-ngetukkan ujung jemarinya pada pinggang cangkir.

"Darimana kau tahu Nona itu tidak suka membaca?" kembali Jhon mengernyit alis.

"Buku tebal itu yang bicara padaku, Jhon," Miss Sherlick tertawa.

Meski tidak paham apa yang dimaksudkan sepupunya itu, Jhon akhirnya ikut tertawa juga.

***

Di ruang penyimpanan mayat, Miss Sherlick membuka kain penutup yang menyelimuti tubuh yang sudah membeku itu. Ia menyibaknya sedikit. Melihat bagian lututnya saja.

Setelah bicara beberapa menit dengan Inspektur Don Apole--polisi yang bertugas menangani kematian perempuan yang bekerja sebagai kasir di sebuah toko mainan anak-anak itu, Miss Sherlick pamit meninggalkan ruangan. Menemui Jhon yang tengah duduk di sebuah bangku, mengisap rokok terakhirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun