Kami saling jatuh cinta.
Apakah itu salah?
"Tak ada yang patut dipersalahkan dari cinta yang tumbuh ini. Bukankah Tuhan menciptakan rasa itu untuk disyukuri?" Diar berusaha meyakinkan hatiku. Aku ingin membenarkan. Tapi hati kecilku seolah dikejar-kejar oleh perasaan yang entah, aku harus menyebutnya apa.
Ketakutan, mungkin.
Dan ketakutanku bukan tanpa alasan.Â
Aku mendesah. Berapa lama sudah aku kehilangan perasaan indah seperti ini? Sepuluh tahun, lima belas tahun, atau bahkan lebih. Sejak kegagalan demi kegagalan mengakrabi hidupku. Sejak cintaku terenggut oleh suatu...
Ah!
Sekarang keadaannya terbalik. Aku ingin marah kepada Tuhan atas segala rasa yang menurutku amat memalukan ini. Tapi jelas itu tidak mungkin. Tuhan pasti lebih tahu, mengapa manusia membutuhkannya. Membutuhkan cinta. Sekalipun cinta itu bisa jatuh pada tempat dan orang yang salah.
Ponselku berdering. Panggilan dari nomor yang sangat kukenal.
Ragu aku mengangkatnya.
"Ya, hallo..." aku menjawab seraya menarik nafas panjang.