Larisa.
Larisa!
Larisa? Apakah Larisa itu aku? Namaku?
Larisaaaaaa!!!
Dada El serasa mau meledak. Sekelebat cahaya menyambar kepalanya. Tepat mengenai ubun-ubun.
Seketika ia membuka mata. Mendusin.
"Kau sudah siuman, Larisa?" seorang perempuan berseragam putih, di dadanya tersemat identitas diri: Aquila--tersenyum manis ke arahnya.
"Bagaimana aku bisa berada sini?" El memicingkan sebelah matanya yang masih berat.
"Kami menemukanmu pingsan di belakang gedung tua milik seorang Tuan blasteran Belanda," perempuan berseragam putih itu menjelaskan.
"Gedung tua?"
El atau Larisa--atau siapapun dia, mendadak melompat dari ranjang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!