Lelaki itu menghela napas panjang. Lega.
***
Di sebuah kamar berukuran tak seberapa luas, dua perempuan duduk bersebelahan.
"Gadis belia itu, ia terlalu cerdas bekerja sebagai pembantumu," perempuan berwajah tirus berkata pelan.
"Nurul, maksudmu?" perempuan berwajah tegas menyipitkan kedua matanya.
"Oh, namanya Nurul, ya?"
"Dia anak tukang jagal langgananku di pasar," perempuan berwajah tegas menjelaskan seraya berdiri.
"Kukira kau lebih jagal dari ayah gadis itu, Des," perempuan berwajah tirus tertawa. Lalu ikut berdiri. Merapikan ujung lengan gaunnya yang kusut.
Kini kedua perempuan cantik itu sama-sama berdiri. Berhadapan.
"El, kau melakukannya lagi?" perempuan berwajah tegas tiba-tiba menghujamkan pandang ke arah perempuan yang dipanggilnya El.
"Apakah kau melihat sesuatu pada diriku, Des?"