Kami berdua ini--hadeeuh, ternyata tidak kalah unik dari bakso kecambah. Sekalipun kue-kue sudah masuk ke dalam kardus, ternyata kami belum tahu kue-kue tersebut akan dibagikan kepada siapa.
Tapi it's oke. Memang begitulah kami. Kami suka bertindak tanpa berpikir panjang. Yang penting ada niat. Jalankan. Itu saja.
Kue-kue sudah masuk ke dalam kresek besar. Kami pun segera meninggalkan lokasi. Kali ini saya membonceng di belakang sahabat saya. Kami mengawali perjalanan dengan menyisir jalanan menuju ke arah timur.
Penerima kue pertama adalah seorang bapak sepuh pengayuh becak. Beliau tengah lelap-lelap ayam ketika saya menyerahkan kardus kue kepadanya. Ekspresinya sempat terkaget-kaget saat ada mahluk tiba-tiba muncul di hadapannya. Selanjutnya, alhamdulillah, kami berhasil melihat juga senyum itu.
Laju motor mengarah ke arah Jalan Ijen yang bersih, asri dan lengang. Lagi-lagi kami melihat beberapa bapak pengayuh becak sedang duduk melamun menunggu datangnya penumpang. Dengan langkah masih semangat saya mendatangi mereka. Dari jauh sahabat saya menunggu di atas motor.
Dan senyum sumringah pun berhasil terukir kembali. Senyum yang barangkali sudah jarang dipamerkan.
Hampir satu jam kami berkeliling, kresek besar di tangan pun sudah kosong. Kami sepakat mengakhiri perjalanan dan memutuskan rehat di Alun-alun Kota.
Di atas hamparan rumput Alun-alun, kami melepas lelah. Sembari berselonjor kaki saya membuka percakapan.
"Say...pelajaran apa yang kita dapatkan hari ini?"