Sahabat saya menyeka keringat yang membasahi dahinya. Seraya membetulkan resleting jaket yang terbuka ia menjawab.
"Rasa syukur, Mbak. Saat melihat Ibu-ibu pemulung tadi, aku jadi teringat Ibu di rumah. Beruntung sekali Ibuku tidak sampai seperti itu."
Saya setuju dengan kalimat sahabat saya. Lalu kami sama-sama terdiam. Barangkali saat itu batin kami bicara tentang hal yang sama.
Ya, rasa syukur kadang sering terlupakan. Kita lebih memilih sibuk berkeluh kesah dengan hal-hal yang tengah kita hadapi. Sementara banyak di luar sana orang-orang pinggitan, berumur, yang gigih berjuang mempertahankan hidup mereka.
Tanpa terasa hari sudah menjelang petang. Waktunya untuk pulang kembali ke rumah. Ada tanggung jawab lain yang sudah menunggu.
Saat ber-say goodbye, mata kami sempat bertemu. Seolah bicara.
"Kita pasti akan melakukannya lagi, bukan? Menyisir jalanan, melakukan hal sederhana. Hanya sekadar ingin melihat senyum-senyum mereka..."
***
Malang, 08 Oktober 2018
Lilik Fatimah Azzahra
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI