Di ambang pintu ia melihat Tefnut sudah menunggu.Â
"Boleh aku memelukmu?" Tefnut tersenyum ke arahnya.
"Tentu saja, Tefnut. Peluk aku yang erat. Aku ingin melupakan kebodohanku..."
Lalu gerimis berebut melayang. Membasahi senja yang temaram.
***
Malang, 06 Oktober 2018
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!