Di ambang pintu ia melihat Tefnut sudah menunggu.Â
"Boleh aku memelukmu?" Tefnut tersenyum ke arahnya.
"Tentu saja, Tefnut. Peluk aku yang erat. Aku ingin melupakan kebodohanku..."
Lalu gerimis berebut melayang. Membasahi senja yang temaram.
***
Malang, 06 Oktober 2018
Lilik Fatimah Azzahra
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!