Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Jejak Sang Penari [11]

13 Agustus 2017   07:31 Diperbarui: 22 Agustus 2017   18:45 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mapeed, dok.detik.com
Mapeed, dok.detik.com
Sejenak pengejaran kami terhadap pedagang asongan itu teralihkan. Untunglah Bapa Made langkahnya lebih sigap. Ia sudah berada jauh meninggalkan kami. Suaranya yang berat berseru lantang.

"Tunggu! Hei, tunggu!" Bapa Made berusaha memanggil orang yang dikejarnya itu.

Iring-iringan Mapeed tak kunjung putus. Sangat panjang. Aku dan Papi harus mengalah. Kami hanya berdiri mematung, menunggu apakah Bapa Made berhasil melakukan pengejaran terhadap orang itu.

Tapi pengejaran Bapa Made ternyata tidak membuahkan hasil. Laki-laki buruannya menghilang di antara kerumunan orang-orang yang menyemut.

"Sebaiknya kita sudahi saja pencarian yang sia-sia ini dan kembali ke penginapan," Papi merangkul pundakku, nada suaranya menyimpan keputusasaan. Aku tidak ingin berkomentar apa-apa. Aku tahu Papi sama kecewanya dengan diriku.

Bapa Made pun ikut membisu.

"Pi, jangan menyerah! Kita harus berhasil menemukan Ibu!" seruku tiba-tiba, menguatkan diriku sendiri.

Bersambung......

***

Malang, 13 Agustus 2017

Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun