"Tunggu! Hei, tunggu!" Bapa Made berusaha memanggil orang yang dikejarnya itu.
Iring-iringan Mapeed tak kunjung putus. Sangat panjang. Aku dan Papi harus mengalah. Kami hanya berdiri mematung, menunggu apakah Bapa Made berhasil melakukan pengejaran terhadap orang itu.
Tapi pengejaran Bapa Made ternyata tidak membuahkan hasil. Laki-laki buruannya menghilang di antara kerumunan orang-orang yang menyemut.
"Sebaiknya kita sudahi saja pencarian yang sia-sia ini dan kembali ke penginapan," Papi merangkul pundakku, nada suaranya menyimpan keputusasaan. Aku tidak ingin berkomentar apa-apa. Aku tahu Papi sama kecewanya dengan diriku.
Bapa Made pun ikut membisu.
"Pi, jangan menyerah! Kita harus berhasil menemukan Ibu!" seruku tiba-tiba, menguatkan diriku sendiri.
Bersambung......
***
Malang, 13 Agustus 2017
Lilik Fatimah Azzahra