Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Jejak Sang Penari [11]

13 Agustus 2017   07:31 Diperbarui: 22 Agustus 2017   18:45 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: imgrum.org/user/christianwalpole

Bukankah penyeberang jalan yang hampir tertabrak itu adalah si pedagang asongan yang sedang kami cari? Aku bisa mengenalinya dari selendang lusuh yang berjumbai menutupi wajahnya.

"Stop! Berhenti!" aku berseru.

"Ada apa, Nak?" Papi menoleh ke arahku. Aku memajukan dudukku sedikit. Memastikan penglihatanku tidak salah.

"Kita menemukan orang itu! Pedagang asongan itu!" seruku yakin dan setengah gugup. "Cepat! Laki-laki yang hampir tertabrak itulah orangnya!"

Papi dan Bapa Made saling berpandangan. Sopir segera tanggap. Mobil pun menepi dan berhenti tak jauh dari trotoar. Kami bertiga bergegas turun untuk mengejar laki-laki berselubung selendang itu.

Jalanan semakin ramai. Banyak orang berkerumun dan berlalu lalang.

"Ada upacara Mapeed, Jansen!" Bapa Made yang berjalan paling depan menoleh ke arahku. Sejenak aku menghentikan langkah. Menatap iring-iringan yang muncul dari kejauhan. Suatu pemandangan yang unik. Barisan Ibu-ibu mengenakan kebaya adat berwarna putih dipadu dengan sarung khas Bali menyunggi gebongan berisi rangkaian buah yang dihias sedemikian rupa. Sangat indah dan artistik. 

Untuk beberapa lama aku terkesima.

Bali memang memiliki beragam keunikan yang menawan.

Kulihat Papi juga ikut berhenti.

"Mapeed adalah upacara ritual umat Hindu, Zoon. Tujuannya untuk  mengungkapkan rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi," tanpa kuminta Papi menjelaskan padaku. Kami berdua berdiri berdampingan di seberang jalan. Menyaksikan iring-iringan panjang itu melintas di hadapan kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun