Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Jejak Sang Penari [7]

9 Agustus 2017   06:44 Diperbarui: 22 Agustus 2017   18:00 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
imgrum.org/user/christianwalpole

***

Usai menjalani pemeriksaan, ditemani Bapa Made aku berjemur di taman yang terletak tepat di depan kamarku.

Kupilih sebuah bangku yang menghadap ke arah terbit matahari. Sinar pagi yang hangat cukup membuatku merasa lebih baik. Dua hari meringkuk di dalam kamar, sungguh teramat membosankan. 

"Selamat pagi perjaka bule..." sebuah teguran membuatku menoleh. Pasien kamar sebelah itu sudah berdiri di belakangku.

"Jangan ganggu dia!" Bapa Made maju beberapa langkah. Tatapannya tajam tertuju pada orang yang baru datang itu.

"Anda bodyguard anak muda ini?" pasien kamar sebelah itu balas menatap Bapa sembari tertawa. Nada suaranya penuh ejekan.

"Jaga mulut kotormu! Kalau tidak ingat kamu sedang sakit, ingin rasanya kutinju wajah jelekmu itu!" Bapa Made sepertinya mulai kehilangan kesabaran. Dengan sigap ia merangkul pundakku.

"Kita kembali ke kamarmu saja, Jansen. Sebelum pasien tidak waras ini membuatku naik pitam."

Bersambung....

***

Malang, 09 Agustus 2017

Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun