***
Usai menjalani pemeriksaan, ditemani Bapa Made aku berjemur di taman yang terletak tepat di depan kamarku.
Kupilih sebuah bangku yang menghadap ke arah terbit matahari. Sinar pagi yang hangat cukup membuatku merasa lebih baik. Dua hari meringkuk di dalam kamar, sungguh teramat membosankan.Â
"Selamat pagi perjaka bule..." sebuah teguran membuatku menoleh. Pasien kamar sebelah itu sudah berdiri di belakangku.
"Jangan ganggu dia!" Bapa Made maju beberapa langkah. Tatapannya tajam tertuju pada orang yang baru datang itu.
"Anda bodyguard anak muda ini?" pasien kamar sebelah itu balas menatap Bapa sembari tertawa. Nada suaranya penuh ejekan.
"Jaga mulut kotormu! Kalau tidak ingat kamu sedang sakit, ingin rasanya kutinju wajah jelekmu itu!" Bapa Made sepertinya mulai kehilangan kesabaran. Dengan sigap ia merangkul pundakku.
"Kita kembali ke kamarmu saja, Jansen. Sebelum pasien tidak waras ini membuatku naik pitam."
Bersambung....
***
Malang, 09 Agustus 2017
Lilik Fatimah Azzahra