***
Dokter laki-laki yang menanganiku sudah berumur. Ia menyapaku dengan senyum ramah. Tangannya sigap memegang pergelangan tanganku, untuk memeriksa durasi denyut nadiku.
"Bisa Bahasa Indonesia?" ia bertanya lirih. Aku mengangguk.
"Apa yang kamu rasakan, Nak?"
"Sangat lelah. Lelah sekali. Tak terkirakan."
"Siapa namamu?" Dokter itu bertanya sembari meletakkan stetoskop di atas dadaku.
"Jansen."
"Nama yang bagus. Dari Belanda, ya."
Aku mengangguk.
"Berapa usiamu?"
"Bulan ini tujuh belas tahun."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!