Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Jejak Sang Penari [5]

7 Agustus 2017   08:26 Diperbarui: 22 Agustus 2017   17:48 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Sembari makan kami mengobrol. Bapa Made bercerita banyak mengenai Bali. Aku senang mendengarnya. Meski apa yang ia ceritakan semakin membuatku tak sabar bertemu Ibu.

"Semalam aku terpaksa meninggalkanmu, Jansen. Ada upacara Megibung," Bapa Made menjelaskan.

"Megibung?" aku menghentikan suapanku.

"Iya, Megibung itu adalah tradisi makan bersama yang dilakukan oleh warga setempat. Kami makan beramai-ramai dalam satu wadah. Tujuannya untuk menjalin kebersamaan dan kerukunan."

"Oh, iya aku ingat! Dulu Ibu pernah sekali mengajakku menghadiri acara Megibung ini..." mataku berbinar.

"Ingatanmu bagus sekali, Nak," Bapa Made tersenyum menatapku.  Ia sepertinya paham apa yang tengah kurasakan.

"Habiskan makananmu, Jansen. Kita akan segera memulai pencarian...."

***

Taksi yang kami sewa meluncur perlahan meninggalkan motel. Di tengah perjalanan Bapa Made membisiku, "Kita sedang menuju balai pertunjukan seni di mana Ibumu dulu sering tampil. Semoga di sana bisa mendapat informasi yang kita butuhkan."

Aku mengangguk. Aku percayakan semua harapanku pada laki-laki teman Papi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun