Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menunggu Ayah Menangis

15 Maret 2017   17:40 Diperbarui: 15 Maret 2017   17:49 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.shutterstock.com

Lelaki itu terengah-engah. Peluh membasahi sekujur tubuhnya. Ia sangat mengkhawatirkan keselamatan kedua putrinya.

Big foot! Lagi-lagi pikiran Ramon tertuju pada mahluk itu. Oh, tidak, semoga kedua putrinya selamat.

Ramon berhenti saat melihat sebatang pohon yang tumbang. Ada bekas remah biskuit tercecer di sekitarnya. 

"Anak-anak baru saja duduk di sini," Ramon bicara sendiri. Mata lelaki itu memicing. Mencari-cari sesuatu. Tapi keadaan sekeliling sangat lengang.

Lalu matanya yang awas tertuju pada semak tak jauh dari tempatnya berdiri. Sesuatu bergerak-gerak di sana. Dan Ramon tahu apa yang tengah terjadi. Pergumulan!

Lelaki itu mengeluarkan senapan angin yang dibawanya. Ia siap membidik.

"Ayah!" itu teriakan Grace dan Jasmine. Mereka berlari-lari menyongsongnya. 

"Jangan tembak! Itu Bibi Rose. Ia sedang sibuk menangkap kelinci untuk kami."

Seketika Ramon membuang senjatanya ke tanah.

"Rose! Apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah tadi kamu...."

"Ramon, kau lelet sekali. Bagaimana jika terjadi sesuatu terhadap anak-anakmu? Saat kau sibuk mempersiapkan bekal, aku berangkat lebih dulu menyusul mereka."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun